Terapi Kanker ‘Trojan Horse’ Menawarkan Harapan Baru untuk Remisi Jangka Panjang

Terapi kanker baru yang disebut “trojan horse” menjanjikan harapan remisi jangka panjang, menggunakan antibodi untuk mengantarkan kemoterapi langsung ke sel kanker. Selain itu, penelitian di Johns Hopkins menunjukkan bahwa kanker dapat terdeteksi dalam darah hingga tiga tahun sebelum diagnosis. Keduanya bisa menjadi langkah maju signifikan dalam pengobatan kanker.

Tim pemeriksa fakta dari Washington (TNND) melaporkan data pemerintah yang menunjukkan lebih dari dua juta kasus kanker baru dan hampir 620.000 kematian akibat kanker di AS tahun ini. Namun, penemuan terapi baru yang disebut “trojan horse” berpotensi mengubah data suram ini. Terapi ini, kini tersedia di Inggris, menyasar myeloma, kanker darah yang mempengaruhi sel plasma di sumsum tulang.

Metode ini bekerja dengan memanfaatkan antibodi untuk mengantarkan kemoterapi langsung ke dalam sel kanker, berfungsi layaknya kuda trojan. Menurut BBC, studi menunjukkan bahwa metode ini dapat menahan kanker tiga kali lebih lama dibandingkan dengan opsi pengobatan saat ini dan memiliki efek samping yang lebih sedikit. Terapi yang lebih pintar, kuat, dan lembut ini bisa menjadi langkah awal menuju remisi jangka panjang atau bahkan penyembuhan fungsional.

Sekarang, terapi ini sudah digunakan di Inggris bagi pasien yang terapi lini pertama mereka gagal. Para ahli bahkan sedang menguji obat “trojan horse” serupa untuk kanker lain, seperti kanker payudara, lambung, dan usus. Perkembangan ini dapat menjadi awal dari era baru dalam pengobatan kanker.

Dalam berita terkait, peneliti di Johns Hopkins menemukan bahwa kanker bisa terdeteksi dalam darah hingga tiga tahun sebelum diagnosis. Sebuah studi yang diterbitkan di Cancer Discovery mengungkapkan bahwa fragmen DNA kecil yang dilepaskan oleh tumor, yang dikenal sebagai ctDNA, dapat ditemukan dalam darah bertahun-tahun sebelum kanker didiagnosis resmi. Peneliti membandingkan sampel darah dari 26 orang yang mengembangkan kanker dengan yang tidak mengalaminya.

Dengan menggunakan tes deteksi dini multi-kanker, mereka dapat mengidentifikasi tumor pada hampir sepertiga kasus sekaligus mendeteksi tanda-tanda dalam sampel yang diambil lebih dari tiga tahun sebelumnya. Para ahli mengatakan jendela deteksi ini bisa membuat perbedaan signifikan, karena menangkap kanker lebih awal memungkinkan pengobatan dimulai lebih cepat.

Meski tes ini menjanjikan, saat ini masih dalam tahap awal. Peneliti menyatakan perlu pengembangan lebih lanjut untuk mendeteksi level ctDNA yang lebih rendah seiring waktu dan harus melewati sejumlah regulasi sebelum bisa digunakan secara luas. Para ilmuwan meyakini ini bisa menjadi terobosan besar, langkah menuju deteksi kanker sebelum gejala muncul.

Inovasi terapi kanker baru dianggap dapat meningkatkan harapan proses pengobatan kanker, terutama dengan metode “trojan horse” yang berpotensi menawarkan remisi jangka panjang. Penemuan lain tentang ctDNA yang dapat mendeteksi kanker lebih awal memberikan tambahan harapan dalam deteksi dini. Meskipun masih dalam tahap uji coba, kedua perkembangan ini menunjukkan kemajuan penting dalam perjuangan melawan kanker.

Sumber Asli: keprtv.com

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. SofĂ­a's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *