Kemajuan Deteksi Dini Kanker Berkat Uji Darah Baru

Penelitian di Universitas Johns Hopkins menghadirkan uji darah baru yang dapat mendeteksi kanker sebelum gejala muncul. Uji ini menggunakan analisis ctDNA, memberikan kemungkinan deteksi lebih awal daripada metode tradisional. Meski promising, tantangan tetap ada dalam menentukan lokasi kanker dan memberikan rencana pengobatan yang tepat.

Dari penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Johns Hopkins, terungkap kabar baik untuk deteksi dini kanker. Mereka mengembangkan uji darah yang dapat mendeteksi kanker lebih dari tiga tahun sebelum gejala muncul. Ini bisa memberikan pasien keunggulan signifikan dalam pertempuran melawan penyakit ini, dan tentu saja, harapan lebih tinggi dalam hal kelangsungan hidup.

Kami berbicara dengan Dr. Arun Kumar Goel, Ketua Onkologi Bedah di Rumah Sakit Kanker Andromeda, Sonipat, untuk memahami lebih dalam mengenai pengembangan ini.

Uji coba ini bekerja dengan menganalisis biomarker darah, khususnya fragmen DNA yang disebut ctDNA. Fragmen-fragmen ini merupakan hasil dari tumor yang sedang tumbuh dan memberikan pemutakhiran mutasi spesifik kanker yang bisa berhasil terdeteksi dengan algoritma presisi tinggi. Menurut Yuxuan Wang, seorang peneliti onkologi di Johns Hopkins, mendeteksi kanker lebih awal dari metode saat ini bisa mengubah cara kita menangani pengobatan.

Penelitian ini melibatkan 52 individu, di mana separuh dari mereka didiagnosis kanker dalam waktu enam bulan setelah uji darah. Mereka menemukan tanda-tanda awal kanker pada 31% peserta yang diuji, yang merupakan langkah signifikan meski tampak kecil. Dr. Bert Vogelstein dari Ludwig Center menegaskan bahwa studi ini menunjukkan potensi tes deteksi dini multi-kanker (MCED) untuk menangkap kanker di tahap paling awal.

Mengenai apakah deteksi kanker dini itu mungkin, Dr. Goel menjelaskan bahwa penelitian terbaru menggunakan pengujian molekuler canggih dengan sampel darah. Ini berpotensi mengubah asumsi kita tentang kapan dan bagaimana kanker dapat dideteksi. Konsep yang disebut sebagai Multi-Cancer Early Detection (MCED) ini sudah mulai diterapkan dalam beberapa kasus kanker, di mana ahli onkologi menggunakan biopsi cair.

Saat ini ada tujuh teknologi utama yang diperiksa dalam MCED, termasuk sel tumor sirkulasi (CTCs), ctDNA, eksosom, dan biomarker protein. Dari semua teknologi tersebut, ctDNA berada di garis depan. Ini melibatkan identifikasi fragmen DNA yang dilepaskan tumor ke dalam aliran darah, menganalisis pola metilasi dan mutasi yang terkait dengan kanker lebih awal.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa deteksi dini bukan segalanya; ada tantangan besar setelah tanda kanker terdeteksi. Kita perlu menemukan lokasi kanker, dan hal ini sangat sulit ketika kanker terdeteksi sebelum ada tumor terlihat. Jika kita tidak dapat memberikan rencana pengobatan yang jelas, ini bisa menimbulkan kecemasan yang tidak perlu bagi pasien.

Meski ada rintangan ini, para ahli optimis mengenai penelitian deteksi dini yang terus berkembang. Di masa depan, mereka percaya akan ada uji darah komprehensif yang dapat mendeteksi berbagai jenis kanker dan diikuti oleh tes tambahan yang mengidentifikasi asalnya. Alat-alat ini dapat memberdayakan deteksi dini pada individu sehat dan juga membantu pemantauan pasien yang menerima perawatan atau dalam masa remisi.

Dalam keseluruhan kemajuan ini, harapan baru muncul bagi mereka yang berjuang melawan kanker, semoga deteksi dini ini bisa menjadi langkah awal yang vital dalam mengatasi penyakit yang mengancam jiwa ini.

Deteksi dini kanker kini menunjukkan prospek yang sangat menarik berkat penelitian baru oleh ilmuwan di Universitas Johns Hopkins. Dengan pengembangan uji darah yang dapat mendeteksi kanker bertahun-tahun sebelum gejala muncul, pasien mungkin mendapatkan keunggulan dalam pengobatan. Namun, tantangan dalam identifikasi lokasi kanker dan memberikan rencana perawatan yang tepat tetap menjadi perhatian. Meskipun kendala ini, momentum penelitian di bidang ini menjanjikan harapan baru bagi upaya deteksi dan pengobatan kanker yang lebih efektif.

Sumber Asli: www.herzindagi.com

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. SofĂ­a's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *