- Penyajian di UGD berkaitan dengan meningkatnya kematian kanker.
- Temuan mencatat 29% pasien kanker kulit hadir di UGD.
- Faktor risiko utama termasuk usia lanjut dan jenis kelamin pria.
Pentingnya Studi tentang Kanker Kulit Ganas dan UGD
Dalam beberapa tahun terakhir, penyajian di unit gawat darurat (UGD) telah dikaitkan dengan tingginya angka kematian akibat kanker. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki prevalensi, frekuensi, dan faktor risiko pada pasien di Australia yang terdiagnosis dengan kanker kulit ganas. Metode yang digunakan adalah studi kohort data-linjakan yang melibatkan pasien dewasa yang mengunjungi UGD di Royal Melbourne dan Western Health dalam waktu 12 bulan setelah diagnosis kanker kulit ganas mereka.
Sumber Hasil Penelitian dan Temuan Utama
Dari total 3.873 pasien yang terdiagnosis dengan kanker kulit antara tahun 2010 dan 2018, sebanyak 631 di antaranya didiagnosis dengan melanoma. Hasil menunjukkan bahwa prevalensi penyajian UGD adalah 29%, yang setara dengan 2.119 episode perawatan. Beberapa faktor risiko diidentifikasi, antara lain usia ≥75 tahun, jenis kelamin pria, status sosial ekonomi 0–30% dan 71–100%, serta penggunaan bahasa lain selain Inggris. Selain itu, pengalaman dengan terapi sistemik atau radioterapi juga berpotensi meningkatkan frekuensi penyajian di UGD.
Implikasi Temuan dalam Penanganan Kanker Kulit
Menariknya, penelitian ini menyoroti bahwa kelompok usia <65 tahun justru memiliki risiko lebih rendah untuk penyajian di UGD. Ini mungkin menjadi petunjuk penting dalam merancang intervensi untuk mengurangi angka mortalitas kanker. Pengetahuan ini memberikan dasar yang kuat untuk memahami bagaimana faktor demografi mempengaruhi pelayanan kesehatan bagi pasien kanker kulit, sehingga meningkatkan kesiapsiagaan rumah sakit untuk menangani kasus-kasus ini di masa depan.
Penting untuk memperhatikan bahwa temuan ini memberikan gambaran mengenai prevalensi dan frekuensi penyajian UGD pasca-diagnosis pada pasien kanker kulit, termasuk melanoma. Faktor risiko seperti usia lanjut, jenis kelamin pria, serta pengalaman dengan terapi kanker menunjukkan perlunya perhatian khusus dalam penanganan pasien ini. Di sisi lain, usia muda berperan sebagai faktor pelindung, menandakan bahwa intervensi lebih lanjut mungkin perlu untuk kelompok yang berisiko tinggi.