- Laporan ACS 2025 menunjukkan penurunan 34% tingkat kematian kanker di AS.
- Kanker serviks pada wanita usia 30-44 tahun mengalami peningkatan.
- Meningkatnya risiko kanker di kalangan wanita muda dan anak-anak sangat mengkhawatirkan.
- 40% dari kasus kanker baru dapat dihindari melalui perubahan gaya hidup.
- Dukungan jangka panjang sangat penting untuk meminta sembuh dari kanker.
Tren Menarik dalam Diagnosa Kanker di Kalangan Wanita
Data terbaru dari American Cancer Society (ACS) dalam laporan Cancer Facts & Figures menunjukkan bahwa beban kanker semakin berpindah ke wanita dan orang muda. Dalam laporan 2025 yang dirilis pada bulan Januari, terungkap bahwa tingkat kematian akibat kanker di AS telah menurun sebesar 34% dalam 30 tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa sekitar 4,5 juta jiwa yang sebenarnya dapat kehilangan nyawa akibat kanker berhasil diselamatkan. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh keberhasilan dalam empat jenis kanker paling umum, yaitu kanker payudara, kolorektal, paru-paru, dan prostat. Tetapi, penting untuk dicatat bahwa pencapaian ini tidak merata di berbagai jenis kanker dan kelompok pasien.
Meningkatnya Risiko Kanker di Kalangan Populasi Muda
Satu temuan kunci yang mencolok adalah bahwa wanita di usia paruh baya kini memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker dibandingkan pria. Dalam hal ini, kanker paru-paru menunjukkan kecenderungan yang mengejutkan, di mana lebih banyak wanita dibandingkan pria dari usia di bawah 65 tahun mengalami kanker ini. Kemudian, wanita di bawah usia 50 tahun hampir dua kali lebih mungkin untuk terkena kanker dibandingkan pria muda, tren ini semakin melebar sejak awal tahun 2000-an. Disisi lain, kanker serviks pada wanita berusia antara 30 hingga 44 tahun juga mengalami kenaikan. Dr. Nita K. Lee dari Universitas Chicago mengingatkan bahwa banyak kanker serviks dapat dicegah dengan vaksinasi HPV, menyoroti peluang pencegahan yang hilang.
Dampak Kanker Terhadap Kehidupan Jangka Panjang
Anak-anak dan remaja yang didiagnosis kanker menghadapi tantangan unik, termasuk masalah keuangan dan gangguan pada pendidikan. Menurut Dr. Lindsay Schwartz, tantangan ini dapat menyebabkan dampak jangka panjang pada kualitas hidup mereka. Aspek kesehatan lain yang perlu dicermati adalah bahwa mereka yang menerima diagnosis kanker, atau yang dalam status remisi, memiliki risiko lebih tinggi terhadap kanker sekunder dan masalah kesehatan lainnya di masa depan, berpotensi mengubah hidup mereka menjadi perjalanan yang panjang dan sangat menantang. Menanggapi situasi ini, tim ahli dari UChicago Medicine sedang berupaya mengembangkan program dukungan komprehensif bagi pasien kanker muda.
Strategi Pencegahan Kanker yang Dapat Diterapkan
Meski situasi mencemaskan ini ada, para ahli menekankan pentingnya upaya pencegahan. Sekitar 40% dari diagnosa baru kanker sebenarnya dapat dihindari, termasuk 19% yang terkait dengan merokok, 8% akibat berat badan berlebih, dan 5% karena konsumsi alkohol. Ada langkah-langkah yang bisa diambil oleh individu untuk membantu mengurangi risiko, antara lain dengan menghentikan kebiasaan merokok, meningkatkan aktivitas fisik, dan memilih makanan sehat. Di samping itu, melakukan pemeriksaan genetik untuk mendeteksi risiko kanker juga dapat memberikan wawasan berharga untuk pencegahan lebih lanjut.
Laporan ACS Cancer Facts & Figures 2025 memberikan gambaran seimbang mengenai kemajuan dan tantangan di dunia kanker. Sementara penurunan tingkat kematian adalah kabar baik, meningkatnya insidensi kanker di kalangan wanita muda menjadi perhatian serius. Penanganan yang komprehensif antara pencegahan dan pengobatan diperlukan untuk mengatasi beban kanker yang berkembang di populasi yang rentan ini.