- Veronica Jones mengandalkan Medicaid untuk pengobatan kanker payudara.
- Senat telah menyetujui pemotongan anggaran lebih dari $1 triliun untuk Medicaid.
- 7,8 juta orang berisiko kehilangan perlindungan Medicaid jika pemotongan disetujui.
- Satu dari sepuluh dewasa dengan riwayat kanker memiliki Medicaid.
- Pasien kanker di pedesaan berisiko lebih tinggi menghadapi kematian dini.
Cerita Veronica Jones dan Diagnosis Kanker yang Mengejutkan
Veronica Jones, seorang penduduk Parish St. James di Louisiana yang terkenal dengan julukan ‘Cancer Alley’, mengisahkan bagaimana dia dan banyak orang di sekitarnya telah terdiagnosis kanker akibat polusi industri di lingkungan mereka. Pada usia 58 tahun, ia terkejut ketika dokter menginformasikan bahwa ia mengidap kanker payudara yang agresif, yang terdeteksi dalam pemeriksaan rutin. “Saya sangat bersyukur karena mammogram tersebut berhasil menemukan kanker saya, padahal saya tidak merasakan gejala apapun sebelumnya,” ujarnya.
Potensi Pemotongan Medicaid yang Mengkhawatirkan
Namun, saat ini, Jones bersama jutaan pasien kanker lain mungkin akan kehilangan akses terhadap program asuransi Medicaid yang menyelamatkan hidup mereka. Senat baru saja meluluskan sebuah undang-undang penganggaran yang memotong lebih dari $1 triliun dari Medicaid, yang merupakan pemotongan terbesar dalam program tersebut sejak diluncurkan hampir 60 tahun lalu. CBPP memperkirakan bahwa jika undang-undang ini disahkan, 7,8 juta orang yang saat ini bergantung pada Medicaid bisa menjadi tidak diasuransikan, sementara proyeksi lain menyebutkan angka ini lebih tinggi lagi, mencapai 20 juta orang yang terancam kehilangan perlindungan.
Dampak Pemotongan terhadap Pasien Kanker
Menurut American Cancer Society, satu dari sepuluh dewasa dan satu dari tiga anak dengan riwayat kanker memiliki perlindungan Medicaid. Dan jika pemotongan anggaran ini dilaksanakan, banyak pasien kanker mungkin akan menghadapi situasi yang lebih sulit. Peneliti memperingatkan bahwa pasien kanker dapat lebih sering datang dengan kondisi yang lebih parah dan berisiko mengalami kebangkrutan akibat biaya perawatan kanker yang tak terjangkau, seperti kemoterapi yang bisa mencapai $50.000 per pengobatan. Situasi ini menambah urgensi perlunya perlindungan Medicaid, yang secara langsung berhubungan dengan kelangsungan hidup pasien kanker.
Kekhawatiran Tentang Akses Layanan Kesehatan
Perubahan dalam undang-undang ini tidak hanya berdampak pada orang-orang yang menderita kanker, tetapi juga akan memberikan tantangan bagi negara bagian dalam pengelolaan anggarannya. Dengan adanya pemotongan federal, negara bagian terpaksa melakukan pemangkasan manfaat, yang berisiko besar terhadap layanan kesehatan bagi populasi rentan. Bahkan, beberapa negara bagian sudah mulai membatasi akses warga mereka, membuat pengajuan menjadi lebih rumit dan mahal. “Kami khawatir banyak orang akan kehilangan perlindungan kesehatannya,” kata Jones. “Medicaid adalah jaring pengaman bagi komunitas kami, dan bagi pasien-pasien seperti saya, sangat ingin agar ini tidak terjadi.”
Tantangan Bagi Pasien Kanker di Daerah Pedesaan
Jones dan banyak pasien kanker lainnya merasakan ketakutan akan kehilangan akses terhadap perawatan yang sangat mereka butuhkan. Situasi ini diperburuk oleh kenyataan bahwa pasien di daerah pedesaan sudah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kematian dini akibat kanker. Selain itu, banyak rumah sakit di wilayah pedesaan berjuang untuk tetap beroperasi, dan jika lebih banyak pasien kehilangan perlindungan, maka tekanan keuangan pada fasilitas kesehatan akan semakin meningkat, yang berpotensi menghapus layanan penting.
Veronica Jones dan pasien kanker lainnya menghadapi ancaman signifikan terhadap akses terhadap Medicaid yang mereka andalkan. Pemotongan yang diusulkan dapat menyebabkan lonjakan pasien dengan kanker stadium lanjut dan membebani sistem kesehatan. Dukungan Medicaid adalah vital bagi banyak orang, dan ketidakpastian ini mengancam kehidupan mereka dan keluarga mereka.