- Penelitian menemukan potensi MCL-1 sebagai target obat kanker.
- Obat yang menargetkan MCL-1 ternyata ada efek samping yang signifikan.
- Arahkan penghambat MCL-1 hanya kepada sel tumor dapat mengurangi kerusakan sel sehat.
- Terapi kombinasi bisa lebih baik dengan strategi dosis yang lebih cerdas.
- Model preklinis membantu menjawab pertanyaan biologis penting untuk pengobatan kanker.
Potensi MCL-1 Sebagai Target Obat Kanker
Peran tersembunyi dari “pelindung sel” membuka kemungkinan baru dalam pengobatan kanker. Penelitian ini memperkuat potensi MCL-1 sebagai target obat kanker, yang saat ini menjadi subjek uji klinis di seluruh dunia. Sayangnya, senyawa obat yang menargetkan MCL-1 yang telah dikembangkan sejauh ini, meskipun dianggap sangat efektif dalam memerangi kanker, juga menyebabkan efek samping yang signifikan, terutama di jantung.
Mendapatkan Dosis yang Lebih Tepat Dan Terapi Kombinasi
Prof. Andreas Strasser, peneliti utama yang terlibat, mengungkapkan bahwa temuan ini dapat membantu menyelesaikan masalah keamanan dari obat yang menargetkan MCL-1. “Jika kita dapat mengarahkan penghambat MCL-1 secara selektif ke sel tumor, dan menjauh dari sel jantung dan jaringan sehat lainnya, kita mungkin dapat membunuh sel kanker tanpa merusak jaringan sehat,” ujar Prof. Strasser, yang juga kepala laboratorium di WEHI. Temuan ini juga membuka jalan bagi terapi kombinasi yang lebih baik.
Model Preklinis untuk Memahami Fungsi MCL-1
Dengan memahami jalur berbeda yang dipengaruhi oleh protein ini, para peneliti dapat merancang strategi dosis yang lebih cerdas dan memadukan penghambat MCL-1 dengan pengobatan lain untuk mengurangi toksisitas. “Penelitian ini menunjukkan kekuatan ilmu penemuan,” katanya. Prof. Marco Herold, peneliti senior lainnya serta CEO dari Olivia Newton-John Cancer Research Institute (ONJCRI), menekankan pentingnya model pra-klinis yang kompleks yang telah mereka kembangkan, memungkinkan mereka untuk menyelidiki fungsi tepat dari MCL-1 dan menjawab pertanyaan biologis mendasar yang berkaitan langsung dengan penyakit manusia.
Penelitian terbaru menyoroti potensi besar MCL-1 sebagai target dalam terapi kanker, meski ada tantangan terkait efek sampingnya. Pendekatan untuk mengarahkan penghambat MCL-1 secara selektif pada sel tumor diharapkan dapat mengurangi risiko bagi jaringan sehat. Inovasi dalam model pra-klinis juga menjanjikan pengobatan yang lebih efektif dan mereduksi toksisitas di masa depan.