- Penelitian Universitas Michigan mengungkap alasan mengapa kanker prostat tidak merespons pengobatan.
- Sekitar sepertiga kanker prostat memiliki program non-respon ekstrem terhadap ARPI.
- Docetaxel dapat digunakan lebih awal pada pasien kanker prostat dengan non-respon ekstrem.
Temuan penting tentang kanker prostat ini mengejutkan
Penelitian baru dari peneliti Universitas Michigan Rogel Cancer Center telah mengidentifikasi tanda seluler yang menjelaskan mengapa sekitar sepertiga pasien kanker prostat memiliki respons yang sangat buruk terhadap pengobatan. Obat-obatan seperti enzalutamide yang menghambat jalur reseptor androgen (ARPI) merupakan standar perawatan untuk kanker prostat yang lanjut. Namun, sayangnya, tidak semua pasien mendapatkan manfaat dari obat ini, dengan sejumlah dari mereka yang tidak merasakan keuntungan apa pun, yang dikenal sebagai pasien “ekstrem non-responder.” Bagi pasien-pasien yang demikian, kanker prostat cenderung lebih cepat mematikan.
Kemoterapi sebagai solusi awal untuk pasien tertentu
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal npj Precision Oncology, peneliti menganalisis data urutan RNA dan hasil klinis dari beberapa dataset uji klinis kanker prostat. Mereka menemukan program gen yang terkait dengan ARPI non-respon ekstrem. Selain itu, mereka juga menemukan bahwa penggunaan kemoterapi docetaxel dapat menjadi pilihan baik yang lebih awal bagi pasien dengan tumor yang memiliki program non-respon ekstrem terhadap ARPI. Pada umumnya, docetaxel disetujui untuk kanker prostat, tetapi biasanya diberikan di kemudian hari dalam pengobatan.
Potensi Target Baru untuk Pengobatan Kanker Prostat
Anbarasu Kumaraswamy, Ph.D., penulis utama studi ini dan peneliti di Alumkal Lab di Rogel Cancer Center, menjelaskan bahwa ada perbedaan signifikan dalam program ekspresi gen antara kanker prostat yang merespons sangat baik dan yang sangat buruk terhadap ARPI. Pasien yang mengikuti program non-respon ekstrem tampaknya mendapatkan manfaat signifikan dari docetaxel, sehingga mereka mungkin menjadi kandidat baik untuk pengobatan docetaxel lebih awal. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa kinase CDK2 mengatur program non-respon ekstrem ini.
Secara keseluruhan, penelitian ini menyoroti pentingnya pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana kanker prostat bereaksi terhadap pengobatan tertentu. Ditemukannya program non-respon ekstrem dan potensi penggunaan docetaxel lebih awal memberikan harapan baru bagi pasien. Penelitian lebih lanjut mengenai inhibitor CDK2 bisa menjadi langkah maju yang signifikan dalam pengobatan kanker prostat.