- Cervical cancer is the second leading cause of cancer death in women in Indonesia.
- In 2020, over 36,600 new cases of cervical cancer were recorded in Indonesia.
- Health Minister Budi Gunadi Sadikin announced mandatory HPV vaccination.
Menghadapi Tantangan Kanker Serviks di Indonesia
Cervical cancer memiliki dampak besar di Indonesia, di mana ini adalah penyebab kematian kanker kedua teratas pada wanita. Data GLOBOCAN 2020 menunjukkan lebih dari 36,600 kasus baru terdiagnosis pada tahun itu saja, yang berarti 17,2 persen dari seluruh kasus baru kanker pada perempuan. Terlebih lagi, dengan 21.003 wanita meninggal karena kanker serviks pada 2020 berarti ada 57 kematian setiap harinya di Indonesia akibat penyakit ini, dan tanpa tindakan pencegahan yang cukup, angka ini bisa meningkat 50 persen menjelang 2030.
Inisiatif Pemerintah untuk Program Vaksinasi
Menyikapi masalah ini, Kementerian Kesehatan baru-baru ini mengeluarkan peraturan untuk memperluas program imunisasi HPV sebagai langkah pencegahan. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa imunisasi HPV akan menjadi wajib. Langkah ini diharapkan dapat menurunkan biaya pengobatan kanker serviks yang jauh lebih mahal dibandingkan biaya vaksinasi. Imunisasi HPV adalah satu dari tiga vaksin baru yang dimasukkan dalam program imunisasi nasional pada tahun ini, bersama vaksin PCV dan vaksin rotavirus.
Komitmen Berkelanjutan untuk Eliminasi Kanker Serviks
Walaupun pandemi COVID-19 menjadikan situasi cukup rumit, usaha pemerintah dalam mengeliminasi kanker serviks sangat diapresiasi. Komitmen ini nampak jelas melalui perluasan proyek demonstrasi imunisasi HPV khususnya untuk anak-anak sekolah pada tahun 2022. Semua upaya ini bukan tanpa tantangan, namun kesadaran dan tindakan cepat adalah langkah krusial untuk mencapai target penghapusan kanker serviks pada tahun 2030.
Kanker serviks masih menjadi ancaman serius di Indonesia, tetapi langkah-langkah pemerintah untuk meluncurkan program vaksinasi HPV menunjukkan harapan dalam mengurangi angka kematian. Dengan memprioritaskan pendekatan pencegahan, berharap dapat mencapai tujuan eliminasi pada tahun 2030. Kini, masyarakat perlu mendukung inisiatif ini agar lebih banyak wanita terlindungi dari kanker serviks yang mematikan.