- Setelah banyak perkembangan, pembrolizumab jadi pilihan utama di NCCN.
- Terapi quad melibatkan pembrolizumab dan obat lainnya untuk pasien metastatik.
- Pengujian biomarker seperti PD-L1 dan HER2 jadi kunci dalam penentuan terapi.
- KEyNOTE-A18 menunjukkan bahwa pembrolizumab meningkatkan kelangsungan hidup.
- Tantangan dalam identifikasi pasien menjadi perhatian penting.
Perubahan Signifikan Dalam Pengobatan Kanker Serviks
Perkembangan terbaru dalam pengobatan kanker serviks telah menunjukkan perubahan yang signifikan, dengan sejumlah pilihan terapeutik baru yang telah merevolusi cara perawatan pasien. Pedoman NCCN kini memasukkan pembrolizumab untuk penyakit yang sudah lanjut dengan kelenjar getah bening positif, dan juga terapi quad yang terdiri dari pembrolizumab, bevacizumab, serta dua jenis platinum untuk kanker metastatik, yang mana membutuhkan pengujian PD-L1. Pilihan tambahan juga meliputi terapi antibodi-obat tisotumab vedotin serta pengobatan terbaru yang menyasar HER2 untuk subset pasien yang tepat.
Pentingnya Pengujian Biomarker dan Karakterisasi
Strategi pengujian biomarker bervariasi di antara para ahli, di mana sebagian mendapatkan pemprofilan molekuler secara menyeluruh diawal, sementara yang lain melakukan pengujian saat diperlukan berdasarkan keputusan pengobatan tertentu. Pengujian HER2 dan penilaian PD-L1 memberikan informasi penting dalam perencanaan pengobatan, meskipun indikasi pembrolizumab untuk penyakit yang sudah lanjut tidak memerlukan status PD-L1 positif. Dengan adanya pemandangan pengobatan yang terus berkembang, penting untuk melakukan karakterisasi molekuler di awal untuk dapat mengoptimalkan pilihan terapi serta kelayakan uji klinis.
Tantangan Dalam Pemilihan Pasien untuk Terapi Pembrolizumab
Hasil percobaan KEYNOTE-A18 menunjukkan adanya perbaikan tingkat kel存存an yang signifikan ketika pembrolizumab ditambahkan ke chemoradiation standar untuk kanker serviks yang sudah lanjut, namun peraturan FDA menghasilkan tantangan dalam pemilihan pasien. Keterbatasan sistem staging saat ini, terutama mengenai status nodus dibandingkan ukuran tumor, membuat identifikasi pasien yang tepat untuk terapi pembrolizumab menjadi rumit. Trial berkelanjutan seperti EVOLVE, yang menyelidiki antibodi bispesifik, mungkin dapat menjawab kebutuhan yang belum terpenuhi bagi pasien yang tidak memenuhi syarat untuk indikator pembrolizumab yang ada.
Dalam dunia pengobatan kanker serviks yang terus berubah ini, pembrolizumab muncul sebagai pilihan utama, termasuk dalam pedoman NCCN. Dengan tambahan pengobatan baru dan fokus pada pengujian biomarker, semakin menjadi penting untuk melakukan karakterisasi molekuler di awal untuk pasien. Riset yang sedang berlangsung diharapkan dapat lebih memahami dan memperluas pengobatan yang tersedia, sekaligus menyelesaikan tantangan yang ada dalam pemilihan pasien.