Kanker Kolon Meningkat di Kalangan Milenial dan Gen Z

  • Kanker kolon semakin banyak menyerang generasi milenial.
  • Studi menunjukkan risiko kanker kolon dua kali lipat untuk generasi muda.
  • Deteksi dini kanker kolon sangat penting untuk kesuksesan pengobatan.
  • Gejala termasuk perdarahan rektal dan nyeri perut yang tidak jelas.
  • Berbagai faktor seperti diet dan gaya hidup berkontribusi pada tren ini.

Kanker kolon semakin umum di kalangan generasi muda

Kanker kolon, yang sering dianggap sebagai penyakit orang tua, semakin mengkhawatirkan karena lebih banyak generasi muda, termasuk milenial dan Generasi Z, terdiagnosis dengan penyakit ini. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kanker kolorektal kian menyerang orang di bawah usia 50 tahun, dan sayangnya sering kali terlambat terdeteksi. Dr. Joseph Salhab, seorang gastroenterolog asal Florida, mencatat bahwa hasil riset terbaru menekankan fakta bahwa peningkatan kasus kanker kolorektal di kalangan orang di usia 20-an hingga 40-an tahun bisa menjadi perhatian serius.

Studi menunjukkan peningkatan risiko pada kelompok usia muda

Sebuah studi besar yang diterbitkan di British Journal of Surgery menunjukkan bahwa orang yang lahir pada tahun 1990 memiliki risiko dua kali lipat untuk mengembangkan kanker kolon dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun 1950. Akibatnya, risiko kanker kolon yang dulu umum terjadi pada generasi kakek nenek kini menimpa generasi muda saat ini. Sebuah data dari American Cancer Society mengungkap bahwa kanker kolorektal adalah penyebab utama kematian terkait kanker di kalangan pria di bawah usia 50 tahun, dan penyebab kedua untuk wanita di kelompok usia yang sama.

Gejala utama yang harus diperhatikan generasi muda

Dokter Salhab juga menjelaskan pentingnya deteksi dini dan menyebutkan lima gejala kunci yang tidak boleh diabaikan oleh orang dewasa muda. Pertama adalah perdarahan rektal, yang bisa muncul sebagai darah merah cerah atau gelap. Gejala kedua adalah nyeri perut yang tidak bisa dijelaskan. Jika ada rasa sakit berulang yang tidak hilang setelah perubahan pola makan, segera cari perhatian medis. Ketiga, kelelahan tak berkesudahan meski sudah cukup istirahat bisa menjadi tanda anemia akibat perdarahan internal, yang juga bisa menjadi indikasi kanker. Rasa lemas ini sering kali tidak dianggap serius oleh generasi muda yang terjebak dalam kesibukan. Keempat, perubahan kebiasaan buang air, seperti diare mentah atau sembelit yang berkepanjangan, adalah tanda penting lainnya. Terakhir, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, kehilangan nafsu makan, serta keringat malam yang terjadi terus-menerus juga bisa menjadi pertanda awal kanker kolon.

Dengan meningkatnya kasus kanker kolon di kalangan generasi muda, penting untuk mengenali gejala-gejala yang mungkin terjadi. Deteksi dini menjadi kunci agar kanker ini dapat ditangani dengan lebih baik. Dokter mendorong masyarakat, terutama mereka yang masih muda, untuk tidak meremehkan gejala dan mencari bantuan medis jika diperlukan.

Clara Wang

Clara Wang is a distinguished writer and cultural commentator who specializes in societal issues affecting marginalized communities. After receiving her degree from Stanford University, Clara joined the editorial team at a prominent news outlet where she has been instrumental in launching campaigns that promote diversity and inclusion in journalism.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *