- CRISPR-Cas9 memungkinkan peneliti melakukan suntingan gen yang tepat.
- Jesse Boehm menemukan bahwa ada bias ancestry dalam panduan RNA.
- Sekitar 90 persen garis sel yang digunakan berasal dari pasien Eropa dan Asia Timur.
Mengenali Risiko Bias Ancestry dalam Penelitian CRISPR
CRISPR-Cas9 menawarkan harapan baru bagi para peneliti di bidang genom untuk melakukan suntingan gen yang sangat tepat. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa bias keturunan dapat berdampak pada efektifitas metode ini. Sebuah tim yang dipimpin oleh Jesse Boehm dari Broad Institute menemukan bahwa sekitar 1.8 persen dari panduan RNA yang digunakan tidak mencapai target gen pada garis sel tertentu, dengan angka lebih tinggi terlihat pada garis sel keturunan Afrika.
Kaitkan Penemuan dengan Keragaman Genetik Global
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa sel-sel kanker dengan keturunan non-Eropa sering kali menunjukkan toleransi yang lebih rendah terhadap metode CRISPR, yang berpotensi menghalangi penemuan target obat kanker yang diselamatkan. Penelitian ini mencakup survei ekstensif pada 1000 an garis sel pasien dengan fokus pada keturunan. Temuan ini menyoroti perlunya memperbaiki kekurangan dalam cara panduan RNA dirancang.
Langkah ke Depan dalam Penelitian Genom
Tim peneliti melanjutkan dengan menyarankan bahwa komunitas penelitian perlu bekerja sama dengan line sel dari berbagai latar belakang keturunan untuk menghasilkan hasil yang lebih komprehensif dan bisa diandalkan. Mereka tidak hanya berfokus pada genom referensi Eropa, tetapi juga berusaha mengembangkan referensi pangenome yang diambil dari beragam etnis dan populasi. Dan dengan merilis platform seperti Ancestry Garden yang dirancang untuk mengurangi bias dalam pengujian CRISPR, mereka berharap dapat meningkatkan kualitas penelitian di seluruh dunia.
Dengan hasil yang menunjukkan bahwa bias ancestry dapat menyebabkan hasil penelitian yang tidak akurat, langkah berkelanjutan perlu diambil untuk meningkatkan desain panduan RNA. Pentingnya kerjasama dalam penelitian lintas keturunan harus ditekankan untuk memastikan keamanan dan efektivitas pengobatan kanker. Kesadaran akan variabilitas genetik ini sangat mendesak agar semua pasien, tanpa memandang keturunan, dapat mendapatkan manfaat dari penelitian dan pengobatan berbasis gen.