Studi dari Universitas Liverpool dan Research Institute for Diagnostic Accuracy memperlihatkan bahwa AI dapat mengurangi beban kerja radiolog hingga 79% dalam penyaringan kanker paru-paru. Penggunaan AI dalam menganalisis pemindaian LDCT membantu deteksi dini kanker, yang penting untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup.
Sebuah studi oleh peneliti dari Universitas Liverpool dan Research Institute for Diagnostic Accuracy, Belanda, menunjukkan bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat meningkatkan efisiensi penyaringan kanker paru-paru. Penelitian yang dipublikasikan dalam European Journal of Cancer ini menemukan bahwa AI dapat secara akurat menilai hasil pemindaian CT dosis rendah (LDCT) yang negatif, mengurangi beban kerja radiolog hingga 79%.
Kanker paru-paru mempengaruhi lebih dari 48.000 orang di Inggris setiap tahun, dan deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan tingkat kelangsungan hidup. Uji coba Penyaringan Kanker Paru-paru Inggris (UKLS) menunjukkan bahwa LDCT dapat menyelamatkan nyawa dengan mendeteksi kanker paru-paru pada individu berisiko tinggi sebelum gejala muncul.
Dalam penelitian ini, alat AI yang dikembangkan oleh Coreline Soft, Co Ltd. menggunakan data dari uji coba UKLS. AI ini berhasil mengidentifikasi pemindaian tanpa nodul paru-paru yang signifikan, memungkinkan radiolog untuk memfokuskan analisis mereka pada kasus yang memerlukan perhatian lebih lanjut dan meningkatkan efisiensi tanpa mengorbankan akurasi.
Temuan utama studi ini adalah semua kasus kanker paru-paru yang terkonfirmasi muncul dari pemindaian yang ditandai AI untuk ditinjau lebih lanjut, menjaga deteksi kanker tetap akurat sambil mengurangi jumlah pemindaian yang perlu dinilai secara manual. Keberhasilan studi ini didukung oleh laporan radiologi berkualitas tinggi dari uji coba UKLS dan data tindak lanjut jangka panjang.
“Penapisan CT dosis rendah untuk kanker paru-paru sangat menguntungkan, namun dengan tantangan logistik dan finansial. Penelitian kami menunjukkan bahwa AI dapat berperan penting dalam membuat program penyaringan lebih efisien,” – Profesor John Field.
“Ini adalah studi validasi AI dada pertama yang dilakukan dalam program penyaringan kanker paru-paru nyata, dengan hasil histologis terbukti, sehingga merupakan tonggak penting untuk validasi AI lebih lanjut,” – Profesor Matthijs Oudkerk.
Program penyaringan kanker paru-paru sedang berkembang di seluruh dunia, dan alat berbasis AI seperti yang diuji dalam studi ini memiliki potensi untuk mengoptimalkan sumber daya kesehatan, mengurangi biaya, dan memastikan diagnosis yang tepat waktu. Penelitian dan studi validasi lebih lanjut akan membantu menyempurnakan model AI ini.
Studi ini menunjukkan bahwa penerapan AI dalam penyaringan kanker paru-paru dapat mengurangi beban kerja radiolog secara signifikan, tanpa mengorbankan akurasi dalam deteksi kanker. Dengan potensi mengoptimalkan sumber daya kesehatan, penting untuk terus melakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan model AI ini.
Sumber Asli: www.news-medical.net