AI sedang merevolusi penelitian kanker melalui pemahaman biologi, skrining yang lebih baik, penemuan obat yang cepat, dan peningkatan akses perawatan. Namun, tantangan seperti bias data dan perlunya uji klinis masih perlu diatasi.
Kecerdasan buatan (AI) adalah kemampuan mesin untuk melaksanakan fungsi cerdas seperti belajar, bernalar, dan memecahkan masalah. Kemajuan dalam tiga area—metode pelatihan model AI, perangkat keras komputer, dan akses ke besar data kanker—telah menghasilkan aplikasi baru yang menjanjikan di bidang penelitian kanker.
Aplikasi AI di bidang kanker mencakup pemahaman mekanisme biologi, memperbaiki hasil pasien, dan menganalisis data kompleks. Implementasi yang etis dan ilmiah dapat mempercepat kemajuan penelitian kanker dan meningkatkan hasil kesehatan secara keseluruhan.
NCI (National Cancer Institute) memajukan penggunaan AI dalam berbagai area penelitian kanker, termasuk mekanisme kanker, skrining, diagnosis, penemuan obat, dan pelayanan kesehatan. Metode AI sedang diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang inisiasi dan progresi kanker.
Misalnya, AI digunakan untuk mensimulasikan perilaku atom dari protein RAS, yang dapat membantu menemukan cara baru untuk menarget mutasi penyebab kanker. AI juga meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam skrining dan deteksi kanker, dengan perangkat lunak yang membantu patologi mengidentifikasi kanker dari gambar biopsi.
AI mendukung penelitian untuk mempercepat penemuan obat baru dengan memprediksi respons T sel terhadap tumor dan mengidentifikasi jalur respons obat. Ini juga memungkinkan pengobatan yang lebih tepat, dengan AI memprediksi subtipe genetik saat operasi dan hasil kelangsungan hidup dari gambar slide patologi digital.
Dalam kaitannya dengan pemantauan kanker, AI digunakan untuk mempercepat pengumpulan informasi dan mengidentifikasi pola dalam data kanker populasi. Kolaborasi antara NCI dan Departemen Energi, MOSSAIC, membantu mempercepat pelaporan data ke program SEER dengan algoritma AI.
AI juga dapat meningkatkan akses ke perawatan kanker di daerah terpencil dengan teknologi chatbot, yang dapat memberikan informasi yang disesuaikan kepada pasien. Namun, ada tantangan terkait bias dan perlunya uji klinis teracak untuk validasi aplikasi AI dalam praktik klinis.
NCI berkomitmen mendukung penelitian untuk mengatasi tantangan ini dan mengembangkan metode AI untuk mempercepat upaya mengakhiri kanker.
Kecerdasan buatan (AI) menunjukkan potensi besar dalam mempercepat penelitian kanker dan meningkatkan perawatan pasien. Dalam catatan penting, AI dapat meningkatkan pemahaman biologi kanker, memperbaiki diagnosis, mempercepat penemuan obat, dan memfasilitasi perawatan presisi. Namun, tantangan dalam bias data dan kebutuhan untuk validasi klinis harus diatasi.
Sumber Asli: www.cancer.gov