Penelitian menunjukkan bahwa senolitik 753b dapat membunuh sel senescent secara selektif di hati, membantu mencegah karsinoma hepatoseluler. Senolitik ini lebih aman dibandingkan ABT-263 dan menunjukkan aktivitas yang baik di tikus tua. Aktivitasnya selektif terhadap jaringan hati dan limpa, yang memperkuat potensi terapeutiknya.
Penumpukan sel-sel senescent terkait dengan patologis dari penyakit hati berlemak terkait disfungsi metabolik (MASLD) yang dapat berkembang menjadi karsinoma hepatoseluler (HCC). Pengembangan senolitik, yang mampu secara selektif membunuh sel-sel senescent, diharapkan dapat membalikkan kursus penyakit hati kronis ini dan mencegah perkembangan kanker hati.
Penelitian menunjukkan bahwa senolitik 753b memiliki toksisitas yang lebih rendah terhadap trombosit dan sel normal lainnya dibandingkan senyawa induknya, ABT-263. Selain itu, 753b menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam menginduksi senolisis pada berbagai sel senescent dari asal jaringan yang berbeda. Uji ini juga dilakukan pada tikus tua yang menunjukkan peningkatan ekspresi mRNA Cdkn2a, penanda senescen.
Pengobatan intraperitoneal (IP) dengan 753b mampu mengurangi beban sel senescent secara spesifik di hati dan limpa, tetapi tidak di paru-paru, ginjal, dan jaringan lemak. Ini menunjukkan bahwa aktivitas senolitik 753b bersifat selektif terhadap jaringan, berkat distribusi spesifik jaringan yang terjadi setelah injeksi, di mana 753b lebih banyak terakumulasi di hati dan limpa meskipun memiliki waktu paruh yang lama dalam plasma.
Senolitik 753b menunjukkan potensi yang menjanjikan dalam mengatasi kanker hati. Dengan mampu mengurangi sel senescent di hati secara selektif, 753b dapat berkontribusi dalam mencegah penyakit hati kronis dan kanker hati. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami efektivitas dan keamanan penggunaan 753b dalam terapi kanker hati.
Sumber Asli: www.nature.com