Lynch syndrome meningkatkan risiko kanker, terutama kanker kolon. Peneliti di Dana-Farber menguji vaksin Tri-Ad5 yang melatih sistem imun untuk mengenali dan menyerang sel kanker. Uji klinis ini adalah yang terbesar di Amerika Utara dan berpotensi mengubah pendekatan pencegahan kanker bagi pasien sindrom Lynch.
Lynch syndrome meningkatkan risiko kanker usus besar dan kanker lainnya, dengan kemungkinan hingga 74% untuk individu tertentu. Peneliti dari Dana-Farber sedang menguji vaksin untuk melatih sistem imun mengenali dan mengeliminasi sel kanker sebelum berkembang. Uji klinis ini mencakup ukuran terbesar di Amerika Utara, berfokus pada pencegahan kanker bagi pasien sindrom Lynch.
Mereka yang memiliki sindrom Lynch memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker colon dibandingkan orang biasa, dengan probabilitas antara 22% hingga 74%. Dana-Farber melakukan uji klinis untuk menyelidiki cara mencegah kanker ini dengan vaksin yang melatih sistem imun untuk mengenali sel kanker khas dalam kelompok ini.
Dokter gastroenterologi Ramona Lim, MD, pemimpin uji klinis tersebut, menyatakan, “Kami ingin menggunakan prinsip yang sama untuk mencegah kanker pada individu predisposisi genetik.” Uji klinis ini dilakukan di Dana-Farber untuk orang dewasa dengan sindrom Lynch yang memenuhi syarat.
Sindrom Lynch disebabkan oleh mutasi genetik yang meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, terutama kanker kolorektal dan kanker rahim. Vaksin Tri-Ad5 dirancang untuk melatih sistem imun mengenali sel kanker sejak awal dan memonitor mereka dalam jangka panjang.
Vaksin Tri-Ad5 menggabungkan tiga vaksin yang mempaparkan tubuh kepada antigen tumor. Uji klinis fase 1 sebelumnya menunjukkan bahwa vaksin ini aman dan dapat memicu respons imun yang diinginkan. Saat ini, uji klinis fase 2 sedang dilakukan untuk menentukan efektivitas vaksin pada peserta dengan sindrom Lynch.
Uji klinis ini terbuka untuk orang dewasa di atas 18 tahun dengan sindrom Lynch, termasuk yang memiliki riwayat polip kolorektal. Pendekatan ini memanfaatkan pertahanan tubuh untuk mengurangi risiko kanker, berbeda dari metode saat ini yang lebih mengandalkan skrining dan obat-obatan.
Proses uji coba dirancang agar sejalan dengan jadwal skrining kanker usus besar tahunan bagi pasien sindrom Lynch. Kandidat yang memenuhi syarat akan menjalani pemeriksaan rutin, dan jika hasilnya negatif, mereka akan diberi vaksin atau plasebo.
Uji klinis ini bersifat acak dan double-blinded, memastikan tidak ada bias dalam hasil. Peneliti akan mencatat hasil dari pemeriksaan kolonoskopi untuk menentukan apakah vaksin efektif dalam mengurangi insidensi kanker.
Penelitian vaksin untuk pencegahan kanker pada pasien sindrom Lynch menunjukkan potensi yang besar. Uji coba ini dapat merevolusi cara pendekatan pencegahan kanker, menggantikan metode tradisional dengan memanfaatkan respons imun tubuh. Keberhasilan uji klinis ini akan memberikan harapan baru bagi individu dengan risiko tinggi kanker.
Sumber Asli: blog.dana-farber.org