Penelitian menemukan biomarker yang dapat membantu memprediksi respon pasien kanker prostat terhadap kombinasi ipatasertib dan abiraterone. Meskipun tidak ada perbedaan signifikan dalam kelangsungan hidup secara keseluruhan, pasien dengan perubahan genetik tertentu menunjukkan peningkatan kelangsungan hidup. Hasil penelitian ini bisa memandu pengobatan yang lebih efektif untuk subtipe kanker prostat agresif.
Peneliti menemukan biomarker baru yang dapat memprediksi pasien kanker prostat metastatik kastrasi-resisten yang mungkin merespons kombinasi ipatasertib dan abiraterone. Abiraterone menghambat produksi testosteron, sementara ipatasertib memblokir aktivitas protein AKT, yang sering terlalu aktif pada kanker prostat. Perlu adanya terapi baru untuk meningkatkan hasil pasien dengan subtipe kanker prostat agresif yang memiliki perubahan genetik.
Dalam studi fase III IPATential150, 1.101 pasien yang menerima abiraterone dan ipatasertib tidak menunjukkan perbedaan signifikan dalam tingkat kelangsungan hidup. Setelah 33,9 bulan, kelangsungan hidup median pasien menerima abiraterone dengan ipatasertib sedikit lebih lama dibandingkan dengan abiraterone plus plasebo (39,4 bulan vs 36,5 bulan). Namun, pasien dengan perubahan genetika tertentu menunjukkan peningkatan kelangsungan hidup yang lebih panjang.
Penting untuk dicatat adalah kehilangan fungsi gen PTEN, yang mempengaruhi sekitar 50% pasien, serta perubahan pada jalur PIK3CA/AKT1/PTEN yang teridentifikasi pada 34% kasus. Penambahan ipatasertib pada abiraterone meningkatkan kelangsungan hidup median dari 29,2 bulan menjadi 37,1 bulan pada pasien dengan kehilangan PTEN atau perubahan jalur. Penelitian ini merekomendasikan kombinasi ini sebagai standar perawatan bagi pasien tersebut.
Hasil studi ini dapat membantu memastikan bahwa pasien yang sesuai akan menerima terapi kombinasi baru ini, sementara yang lain tidak menerima perawatan tambahan yang tidak diperlukan. Penelitian lebih lanjut pada jalur PIK3CA/AKT1/PTEN mungkin mengarah pada pengembangan terapi baru yang lebih efektif untuk kanker prostat. Dr. de Bono menekankan bahwa temuan ini bisa memiliki dampak besar pada kelangsungan hidup pasien.
Kombinasi ipatasertib dan abiraterone menunjukkan potensi untuk pasien kanker prostat tertentu, khususnya yang memiliki perubahan genetik PTEN. Meskipun belum disetujui untuk penggunaan klinis, penelitian ini penting untuk meningkatkan hasil pengobatan bagi pasien kanker prostat agresif dan menghindari perawatan yang tidak perlu bagi yang tidak cocok.
Sumber Asli: ascopost.com