SBRT merupakan terapi radiasi untuk kanker prostat yang hanya memerlukan lima sesi pengobatan, dengan keefektifan setara terapi radiasi standar. Teknologi terbaru seperti MR-Linac meningkatkan presisi pengobatan. MD Anderson memimpin penelitian dan uji klinis untuk lebih memahami dan memperluas penggunaan SBRT.
Stereotactic Body Radiation Therapy (SBRT) adalah opsi pengobatan untuk kanker prostat yang melibatkan dosis radiasi tinggi dengan beberapa sinar yang diarahkan secara presisi. Dengan mengenali risiko kanker prostat, dokter dapat menentukan pengobatan terbaik. SBRT lebih efektif dibandingkan terapi radiasi standar, membutuhkan hanya lima sesi dalam waktu singkat. Selain itu, tingkat ketidaknyamanan jangka panjang pasien setelah SBRT serupa dengan yang didapat setelah terapi radiasi lebih lama.
Di beberapa lokasi MD Anderson di Houston, SBRT diterapkan menggunakan terapi MR-Linac, yang menyediakan citra tumor secara real-time selama perawatan. Teknologi ini membantu memastikan radiasi tepat tertuju pada tumor, meski tumor berubah bentuk. Rencana perawatan SBRT mencakup dukungan melalui pemeriksaan awal, CT dan MRI, serta lima sesi terapi setiap dua hari.
Efek samping awal yang umum meliputi frekuensi buang air kecil yang meningkat, namun umumnya dapat dikelola dengan obat. Kemudian, pasien dapat melanjutkan aktivitas biasa. MD Anderson juga menjalankan penelitian klinis untuk pasien baru dan pasien dengan kekambuhan, seperti NRG GU013 yang membandingkan SBRT dengan radiasi tradisional untuk pasien kanker prostat berisiko tinggi. Pihak rumah sakit menyarankan pasien untuk berdiskusi tentang kemungkinan SBRT dan memilih rumah sakit yang tepat untuk perawatan terbaik.
SBRT adalah metode pengobatan inovatif yang menawarkan pengobatan kanker prostat yang lebih ringkas dan efektif. Dengan memprioritaskan perawatan presisi, pasien dapat mengharapkan hasil yang baik dengan efek samping yang dapat dikelola. Ongoing clinical trials di MD Anderson berupaya memperluas akses ke SBRT, memberi harapan baru bagi pasien kanker prostat.
Sumber Asli: www.mdanderson.org