Tingkat Skrining Kanker Rendah di Kalangan Populasi Tunawisma

Riset mengungkapkan bahwa tingkat skrining kanker di populasi tunawisma sangat rendah, meskipun terdapat willingness tinggi untuk melakukan skrining. Hambatan meliputi transportasi dan kurangnya kesadaran, serta rendahnya prioritas kesehatan. Inisiatif baru disarankan untuk meningkatkan akses kepada layanan kesehatan dalam kelompok ini.

Riset yang dipublikasikan dalam American Journal of Surgery menunjukkan bahwa tingkat skrining kanker di antara populasi yang tidak memiliki tempat tinggal sangat rendah. Tim yang dipimpin oleh mahasiswa kedokteran Talal Al-Assil dari Western Michigan University menemukan adanya tingkat kesiapan yang tinggi untuk menjalani skrining, tetapi rendahnya tingkat skrining untuk kanker payudara, kolorektal, serviks, serta Hepatitis C. Peningkatan akses kelompok ini terhadap skrining kanker sangat penting.

Angka kejadian dan kematian kanker lebih tinggi di kalangan tunawisma. Sebuah laporan pada tahun 2005 mencatat bahwa tingkat kematian akibat kanker di antara populasi ini mencapai 471 per 100.000, dibandingkan dengan 247 per 100.000 pada individu yang memiliki tempat tinggal. Penelitian tentang prevalensi kanker di kelompok ini sangat terbatas, menurut Al-Assil dan rekan-rekannya.

Studi ini menginvestigasi tingkat skrining dan hambatan yang ada dengan fokus pada dua penampungan di Kalamazoo, MI, melibatkan 143 peserta. Skrining kanker payudara tercatat paling rendah, hanya 44.4%, sementara 73% wanita yang tidak menjalani mammografi dalam setahun sebelumnya menginginkan untuk melakukannya. Tingkat skrining kanker kolorektal dan Hepatitis C masing-masing adalah 45% dan 55.2%, sedangkan skrining kanker serviks mencapai 78.8%.

Faktor utama yang menghambat skrining termasuk tidak adanya transportasi (21.8%), kurangnya akses atau kesadaran tentang skrining (20.5%), dan rendahnya prioritas kesehatan dibandingkan dengan ketidakamanan lainnya (17.9%). Hanya 6.3% peserta mencatat kurangnya asuransi sebagai penghalang, yang menunjukkan bahwa anggapan bahwa biaya kesehatan adalah hambatan signifikan perlu ditinjau ulang.

Penelitian ini menyarankan penggunaan navigator pasien dan layanan skrining bergerak untuk meningkatkan inisiatif kesehatan bagi rakyat tunawisma. “Inisiatif masa depan harus fokus pada peningkatan pendidikan pasien dan konseling, sambil mengatasi hambatan logistik,” tambahkan mereka.

Tingkat skrining kanker di antara populasi tunawisma menunjukkan angka yang sangat rendah meskipun ada keinginan tinggi untuk melakukannya. Hambatan utama adalah aksesibilitas dan prioritas terhadap kesehatan. Penelitian ini menekankan pentingnya intervensi seperti pendidikan pasien dan layanan skrining bergerak untuk meningkatkan akses.

Sumber Asli: www.auntminnie.com

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. Sofía's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *