Peneliti Temukan Molekul RNA sebagai Penggerak Kanker Lambung

Peneliti di Case Western Reserve University menemukan RNA lincPRKD sebagai kemungkinan penggerak kanker lambung. Penelitian ini bertujuan memahami peran lincPRKD dan mengeksplorasi potensi deteksi dini kanker serta pengaruhnya terhadap resistensi terapi.

Para peneliti di Case Western Reserve University telah mengidentifikasi molekul RNA yang dapat menjadi penggerak perkembangan kanker lambung, salah satu jenis kanker paling mematikan. Kanker lambung sulit didiagnosis pada tahap awal dan sering kali tidak merespons perawatan setelah menyebar.

Tim yang dipimpin oleh Kishore Guda menemukan RNA non-koding bernama lincPRKD, yang aktif pada kanker lambung dan esofagus. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran lincPRKD dalam mencegah dan mengobati kanker ini.

Peneliti berencana untuk menganalisis frekuensi aktivasi lincRNA dalam jaringan kanker dan menguji kemampuannya untuk mendeteksi kanker lebih awal. Mulai musim panas ini, mereka juga akan menumbuhkan jaringan biopsi kanker dari pasien dalam model tikus yang kekurangan kekebalan.

Selain itu, mereka akan mengeksplorasi apakah resistensi terhadap terapi berhubungan dengan aktivasi molekul RNA ini, mengingat banyak pasien kanker lambung dan esofagus mengalami resistensi terhadap perawatan kemoterapi dan imunoterapi.

Penemuan RNA lincPRKD oleh peneliti di Case Western Reserve University menawarkan harapan baru dalam mencegah dan mengobati kanker lambung. Dengan memahami perannya, diharapkan dapat ditemukan cara baru untuk mendeteksi dan mengatasi kanker ini lebih awal. Penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk menguji aplikasinya dalam terapi kanker.

Sumber Asli: www.newswise.com

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *