Penelitian dari VIB-KU Leuven mengungkap potensi mereprogram metabolisme sel T untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan efektivitasnya dalam mikro lingkungan tumor. Temuan menunjukkan bahwa dengan mengubah metabolisme, khususnya melalui penghambatan Elovl1, sel T dapat meningkatkan respons terhadap imunoterapi, menawarkan harapan baru bagi pasien kanker.
Penelitian terbaru dari VIB-KU Leuven Center for Cancer Biology menunjukkan bahwa dengan mereprogram metabolisme sel T, ketahanan dan efektivitas sel ini dalam mikro lingkungan tumor dapat ditingkatkan. Sel T adalah komponen kunci sistem imun dalam melawan kanker, namun mereka sering kalah bersaing di lingkungan tumor yang sulit. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Metabolism dan menunjukkan bahwa perubahan metabolik dapat membantu kelangsungan hidup dan fungsi sel T di area yang sulit ini.
Sistem imun, terdiri dari berbagai organ dan sel, berfungsi melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit, termasuk kanker. Namun, kanker sering kali menghindari deteksi sistem imun dengan menekan respons imun dan menciptakan lingkungan yang melemahkan sel-sel imun. Meskipun ada terapi imun yang ada, seperti penghambat checkpoint dan terapi CAR T-cell, terapi ini cenderung tidak efektif melawan tumor padat karena lingkungan yang kurang oksigen dan sinyal imun yang menekan.
Dr. Samantha Pretto dari VIB-KU Leuven Center menegaskan bahwa interaksi kompleks antar berbagai jenis sel dalam tumor dapat mempengaruhi efektivitas terapi imun. Oleh karena itu, para peneliti mengeksplorasi kemungkinan untuk memodifikasi metabolisme sel T agar dapat bertahan dan berfungsi lebih baik dalam lingkungan tumor yang tidak bersahabat.
Dr. Massimiliano (Max) Mazzone menerangkan bahwa modifikasi metabolisme sel T ini bertujuan untuk mendukung ketahanan sel setelah disuntikkan kembali ke tubuh. Penggunaan pengujian CRISPR dan analisis RNA rantai tunggal mengungkapkan faktor-faktor metabolik yang memengaruhi responsivitas sel T terhadap terapi anti-PD-1. Salah satu penemuan penting adalah peran Enzim Elovl1, yang berhubungan dengan metabolisme asam lemak dalam sel T.
Inhibisi Elovl1 menyebabkan sel T bergeser dari ketergantungan glukosa ke oksidasi asam lemak, meningkatkan fungsi mereka dalam kondisi nutrisi yang rendah di tumor. Dalam model tikus, penghambatan Elovl1 dapat meningkatkan aktivitas antitumor sel T, terutama bila digabungkan dengan terapi anti-PD-1, menawarkan harapan baru bagi pasien kanker yang tidak merespons terapi saat ini.
Walaupun penelitian ini menunjukkan potensi besar dari rekayasa metabolik dalam terapi imun, masih ada tantangan yang harus dihadapi sebelum metode ini bisa diterapkan secara luas. Dr. Pretto mencatat bahwa manipulasi metabolik masih dalam tahap awal dan adanya kekhawatiran tentang kemungkinan efek samping. Tim peneliti berencana untuk melanjutkan penelitian tentang interaksi antara metabolisme sel imun dan pengaruhnya terhadap keberhasilan terapi.
Penemuan ini memberi petunjuk untuk strategi baru dalam meningkatkan efektivitas terapi imun, dengan harapan dapat menghasilkan pengobatan yang lebih baik untuk kanker yang sulit diobati.
Investigasi ini menyoroti pentingnya rekayasa metabolik dalam meningkatkan efektifitas imunoterapi kanker. Dengan memahami dan memodifikasi metabolisme sel T, penelitian ini menawarkan harapan baru untuk pasien kanker, meskipun tantangan dan risiko perlu dipertimbangkan sebelum diterapkannya pada pengobatan klinis.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com