Studi praklinis menunjukkan bahwa menambahkan imunoterapi ke dalam terapi target KRAS dapat memperpanjang pengendalian kanker pankreas. Riset ini membuka jalan untuk kombinasi terapi lebih lanjut di uji klinis, menghadirkan harapan baru bagi pengobatan kanker pankreas yang sulit diobati.
Sebuah studi praklinis menunjukkan bahwa penambahan imunoterapi pada inhibitor baru yang menargetkan mutasi gen penyebab kanker KRAS dapat menunda perkembangan kanker pankreas lebih lama dibandingkan terapi target tunggal. Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania dan Pusat Kanker Abramson. Hasil penelitian ini membuka peluang untuk kombinasi terapi di uji klinis mendatang.
Kanker pankreas umumnya memiliki prognosis yang buruk, dengan hampir 90% disebabkan oleh mutasi KRAS, yang sebelumnya dianggap sulit diobati. Pada 2021, inhibitor KRAS pertama disetujui, tetapi evolusi cepat kanker KRAS dapat menyebabkan resistensi terhadap terapi. Dr. Ben Stanger dari Penn menyatakan bahwa penelitian ini menunjukkan potensi baru untuk pengobatan kanker pankreas melalui kombinasi imunoterapi dan alat penghambat RAS yang baru.
Dalam penelitian ini, inhibitor multi-selektif RAS(ON) seperti daraxonrasib (RMC-6236) dan RMC-7977 digunakan. Pendekatan multi-selektif ini dirancang untuk menghambat berbagai mutasi RAS, yang meminimalkan kemungkinan terapi menjadi tidak efektif jika kanker bermutasi. Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan kombinasi ini meningkatkan respons imun dan mengurangi tumor secara signifikan dalam model tikus.
Tim peneliti menggunakan model imunokompeten yang dikembangkan di Penn, yang menggambarkan dampak terapi terhadap lingkungan mikro tumor. Inhibisi multi-selektif RAS(ON) meningkatkan infiltrasi sel T dan sel imun lainnya, membuat tumor lebih responsif terhadap imunoterapi. Daraxonrasib saat ini sedang diuji dalam uji klinis di AS, termasuk percobaan yang menguji RAS(ON) dengan agen antikanker lainnya.
Kombinasi imunoterapi dengan inhibitor multi-selektif RAS menunjukkan potensi untuk meningkatkan pengobatan kanker pankreas. Hasil studi pra klinis ini memberikan harapan baru untuk pasien dengan kanker pankreas, yang dikenal sulit diobati. Terapis baru ini berpotensi untuk meminimalkan resistensi kanker dan meningkatkan respons pengobatan secara keseluruhan.
Sumber Asli: www.technologynetworks.com