Penelitian menunjukkan bahwa bayi dengan penyakit jantung bawaan memiliki risiko kanker yang lebih tinggi, dan ibu mereka juga berisiko. Faktor genetik maternal mungkin berkontribusi pada kedua kondisi ini. Ini menunjukkan perlunya pendekatan multidisipliner dalam perawatan.
Sebuah penelitian terhadap 3,5 juta kelahiran di Korea menunjukkan bahwa bayi yang lahir dengan penyakit jantung bawaan (CHD) lebih mungkin mengembangkan kanker, serta terdapat risiko lebih tinggi pada ibu mereka. Temuan ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation, menunjukkan bahwa predisposisi genetik ibu atau mutasi yang dibawa dapat berkontribusi pada kedua kondisi ini. Penelitian ini juga menekankan pentingnya memeriksa kesehatan maternal dalam konteks penyakit jantung bawaan.
Dalam penelitian ini, tim mengevaluasi lebih dari 3,5 juta kelahiran dari database Kesehatan Nasional Korea antara tahun 2005 dan 2019. Dari jumlah tersebut, 72.205 bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan. Kanker diidentifikasi berdasarkan kode ICD-10 yang tercatat setidaknya tiga kali dalam catatan medis. Ibu yang memiliki riwayat kanker dikeluarkan dari analisis. Dalam 10 tahun pemantauan, insiden kanker pada bayi dengan CHD meningkat 66% dibandingkan yang tanpa CHD.
Bayi dengan lesi katup atau pembuluh darah terisolasi menunjukkan insiden kanker 2,29 kali lebih tinggi jika menderita CHD. Kanker ovarium, kanker hati, dan limfoma non-Hodgkin terbukti signifikan terkait dengan cacat jantung bawaan. Ibu yang melahirkan bayi dengan CHD juga mengalami peningkatan insiden kanker sebesar 17%. Tingginya angka kanker hati pada anak dapat dipengaruhi oleh tekanan pengisian sisi kanan yang tinggi atau hipertensi vena sentral pada pasien ventrikel tunggal.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara penyakit jantung bawaan pada bayi dan peningkatan risiko kanker pada mereka dan ibu mereka. Pengertian ini memerlukan pendekatan multidisipliner dalam perawatan bagi individu dengan CHD.
Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara penyakit jantung bawaan pada bayi dengan risiko kanker yang lebih tinggi pada kedua kelompok, yakni bayi dan ibu. Keterkaitan ini menyoroti pentingnya evaluasi kesehatan maternal dan pendekatan multidisipliner dalam perawatan.
Sumber Asli: www.insideprecisionmedicine.com