Ilmuwan mengembangkan terapi kanker berbasis bakteri dengan merekayasa bakteri untuk menarget sel kanker. Berawal dari metode William B. Coley, terapi ini memanfaatkan kemampuan bakteri dalam lingkungan tumor. Meski dihadapkan pada tantangan seperti keamanan dan interaksi dengan mikrobioma, kemajuan ilmiah menunjukkan potensi besar dalam pengobatan kanker.
Ilmu pengetahuan modern mengembangkan terapi kanker berbasis bakteri, mengubah bakteri dari penyebab penyakit menjadi alat untuk melawan kanker. Melalui bakteri yang direkayasa secara genetik, ilmuwan berupaya menjangkau dan menghancurkan sel kanker, mengingat sejarahnya yang dimulai pada tahun 1860-an oleh William B. Coley dengan injeksi bakteri streptokokus pada pasien kanker tulang.
Berdasarkan laporan, Coley melakukan lebih dari 1.000 injeksi produk bakteri kepada pasien kanker. Meskipun membawa harapan, terapi berbasis bakteri menghadapi banyak keraguan, terutama dengan munculnya terapi radiasi dan kemoterapi.
Terapi ini memanfaatkan kemampuan bakteri untuk berkembang biak di dalam tumor. Mikroenviroment tumor yang rendah oksigen, asam, dan jaringan mati menciptakan kondisi ideal bagi bakteri untuk tumbuh. Begitu berada di sana, bakteri dapat membunuh sel tumor atau mengaktifkan respons imun tubuh. Namun, masalah keamanan dan interaksi dengan mikrobioma menjadikan pendekatan ini kompleks.
Kemajuan teknologi, seperti biologi sintetik dan rekayasa genetik, memungkinkan para ilmuwan untuk memprogram bakteri untuk menghasilkan agen anti-kanker. Pendekatan ini menjanjikan untuk mengatasi hambatan terapi kanker konvensional, terutama pada tumor solid yang resisten terhadap pengobatan.
Kanker kolorektal, ovarium, dan payudara metastatic adalah beberapa jenis kanker yang menjadi fokus terapi inovatif ini. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri berbasis terapi dapat melatih sel imun untuk menyerang sel kanker dengan lebih efektif, seperti yang terlihat pada strain E. coli yang berhasil mengecilkan tumor pada hewan percobaan.
Walaupun masih banyak tantangan yang dihadapi, potensi terapi berbasis bakteri semakin jelas. Terapi ini menawarkan kemungkinan baru dalam pengobatan kanker, dapat bekerja sinergis dengan terapi yang telah ada, seperti imunoterapi dan kemoterapi, serta meningkatkan hasil bagi pasien kanker.
Terapi kanker berbasis bakteri menawarkan harapan baru dalam pertempuran melawan kanker dengan memanfaatkan mekanisme unik untuk menarget sel tumor. Meskipun tantangan dalam implementasi masih ada, kemajuan dalam biologi sintetik dan rekayasa genetik menunjukkan potensi besar untuk mengembangkan pengobatan yang lebih efektif, yang bisa meningkatkan hasil bagi pasien kanker.
Sumber Asli: www.miragenews.com