Setiap tahun, pengasuh pasien kanker mengalami tekanan emosional yang signifikan, dengan lebih dari 15% terdiagnosis PTSD. Tinjauan mendalam menunjukkan pengasuh dengan masalah kesehatan mental sebelumnya dan dukungan sosial rendah berisiko lebih tinggi. Penelitian tambahan diperlukan untuk memperbaiki dukungan dan intervensi yang ditujukan.
Toronto, Kanada – Setiap tahun, jutaan anggota keluarga dan teman merawat orang tercinta yang menjalani pengobatan kanker, sering kali dengan biaya emosional yang besar. Sebuah tinjauan terbaru di Archives of Geriatrics and Gerontology Plus mengkonfirmasi dampak negatif tugas ini terhadap kesehatan mental pengasuh yang menunjukkan lebih dari 15% perawat pasien kanker mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Elizaveta Klekovkina, penulis utama dan pekerja sosial dari Departemen Perawatan Pendukung di Princess Margaret Cancer Centre, menyatakan bahwa “pengasuh sering diabaikan dalam perawatan psikososial onkologi, meninggalkan banyak orang tanpa dukungan yang mereka butuhkan.”
Tinjauan ini menemukan bahwa pengasuh dengan kondisi kesehatan mental yang sudah ada, dukungan sosial yang rendah, dan beban pengasuh yang lebih tinggi berisiko lebih besar mengalami PTSD. Faktor terkait pasien, seperti tingkat keparahan penyakit dan beban gejala, juga menyumbang pada stres pengasuh.
Maya Stern, penulis bersama, mengingatkan pentingnya mengidentifikasi faktor risiko untuk mengembangkan intervensi yang ditargetkan. Pengasuh pasien kanker kepala dan leher atau leukemia akut adalah yang paling tertekan, dengan hingga 37% memenuhi kriteria PTSD.
Gejala PTSD yang paling umum dilaporkan adalah pemikiran mengganggu dan kewaspadaan berlebih. Berbeda dengan bentuk trauma lainnya, pengasuh tidak dapat menghindar karena mereka terlibat langsung dalam perawatan kanker.
Tinjauan tersebut mencakup 23 studi yang mengkaji hubungan antara stres traumatis dan pengasuh pasien kanker dewasa. Namun, sebagian besar studi yang diterbitkan bersifat cross-sectional, dengan ukuran sampel kecil dan kurangnya keragaman ras dan gender.
Carmine Malfitano, co-author, menekankan adanya kebutuhan mendesak untuk penelitian lebih lanjut.”. Penelitian lebih proaktif dalam penyaringan dukungan diperlukan untuk mengatasi stres traumatis ini.
Senior author, Esme Fuller-Thomson, menekankan, “Jika tidak ditangani, stres traumatis dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental dan fisik pengasuh.”
Tinjauan ini menyoroti tingginya prevalensi PTSD di kalangan pengasuh pasien kanker, terutama di antara mereka yang menghadapi beban emosional berat. Dukungan lebih baik dan penyaringan proaktif diperlukan untuk mengatasi stres traumatis yang dialami pengasuh. Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk merancang intervensi berbasis bukti yang efektif dalam mendukung pengasuh.
Sumber Asli: www.miragenews.com