Rick Steves, 69 tahun, mengalami pengalaman mengejutkan ketika diperiksa oleh dokter dan menemukan kadar PSA-nya sangat tinggi. Tes darah menunjukkan kadar PSA 55, jauh di atas normal. Steves merasa terkejut dan bingung saat mendalami dunia onkologi untuk menghadapi kemungkinan kanker prostat.
Rick Steves, penulis perjalanan dan pembawa acara TV berusia 69 tahun, mengalami perjalanan tak terduga terkait kanker setelah pemeriksaan rutin di UW Medicine. Dokter umum Steves merekomendasikan tes darah selain beberapa perubahan diet dan latihan tai chi. Beberapa hari kemudian, dokter menghubungi Steves dan mengatakan bahwa kadar PSA-nya sangat tinggi, mengarah pada kemungkinan kanker prostat.
Kadar PSA Steves mencapai 55, jauh di atas angka normal 4 nanogram per mililiter untuk usia sebanding. Kadar PSA ini merupakan indikator yang mungkin menunjukkan adanya kanker prostat. Steves merasa terlempar ke dunia baru yang penuh ketakutan dan ketidakpastian, harus mengambil keputusan penting dalam bidang yang tidak dikenalnya. Proses ini membutuhkan pengetahuan dan pemahaman baru yang sulit didapatnya.
Kanker prostat adalah salah satu jenis kanker yang umum terjadi pada pria, dan kadar PSA adalah tes penting untuk mendeteksi kelainan. Kadar PSA yang tinggi dapat menunjukkan adanya kanker, sehingga pemonitoran rutin sangat dianjurkan, terutama bagi pria berusia di atas 50 tahun. Artikel ini berfokus pada pengalaman Rick Steves, yang menghadapi diagnosis mengejutkan setelah pemeriksaan kesehatan rutin. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya pemeriksaan kesehatan yang berkala dan ketersediaan informasi mengenai kesehatan.
Rick Steves, yang dikenal luas sebagai penulis perjalanan, mengalami pengalaman mengejutkan terkait kesehatan ketika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar PSA yang sangat tinggi. Pengalaman ini mengingatkan kita akan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin dan kesiapan untuk menghadapi kenyataan yang bisa berubah secara mendadak. Dukungan dari tenaga medis sangat penting dalam proses memahami dan mengatasi diagnosis kanker.
Sumber Asli: www.cancerhealth.com
