Penelitian menunjukkan turunan pyrimidine baru memiliki potensi anticancer dan antimikroba, dengan aktivitas sitotoksik yang menjanjikan mirip doxorubicin. Uji in vitro menunjukkan berbagai efek positif, termasuk pada sel sehat. Senyawa ini sedang dipertimbangkan untuk pengembangan lebih lanjut dalam pengobatan.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa turunan pyrimidine dan pyrimidopyrimidine yang baru disintesis memiliki potensi sebagai obat anticancer dan antimikroba. Dihasilkan dari senyawa awal 6-amino-4-aryl-2-oxo-pyrimidine-5-carbonitrile, berbagai senyawa ini telah diuji in vitro terhadap garis sel kanker seperti kolorektal (HCT-116), kanker payudara (MCF-7), dan kanker hati (HEPG-2), menawarkan pendekatan baru untuk melawan sel-sel resisten dan infeksi.
Beberapa senyawa sintetis menunjukkan aktivitas sitotoksik setara dengan obat kanker terkenal doxorubicin, dengan senyawa 3b, 10b, dan 10c menunjukkan sitotoksisitas tertinggi. Nilai IC50 mereka sebanding dengan doxorubicin pada semua garis sel kanker yang diuji, dan menunjukkan efek keselamatan pada garis sel fibroblast paru-paru manusia normal, penting untuk mengatasi efek samping pengobatan kanker.
Potensi turunan pyrimidine ini juga dieksplorasi untuk aktivitas antimikroba melawan bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, serta spesies jamur termasuk Candida albicans. Beberapa turunan, terutama 3a, 3b, 3d, 4a-d, 9c, dan 10b, menunjukkan sifat antimikroba yang efektif bersamaan dengan aktivitas sitotoksik yang kuat.
Pyrimidine memiliki sejarah panjang dalam farmakologi, terlibat dalam asam nukleat dan sebagai pengobatan untuk berbagai penyakit. Struktur mereka memungkinkan interaksi dengan proses biologis, yang menjadikannya sebagai kandidat potensial dalam penemuan obat. Sintesis varian baru bertujuan untuk meningkatkan efikasi sambil meminimalkan efek samping pada sel sehat.
Uji in vitro menggunakan protokol standar seperti uji MTT untuk mengukur viabilitas sel dan penanda stres oksidatif untuk menilai efektivitas senyawa dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. Metode canggih digunakan untuk mensintesis dan mengkarakterisasi struktur kimia, menekankan pentingnya fitur elektronik dan struktural dari turunan pyrimidine yang memengaruhi aktivitas biologisnya.
Perhatian khusus diberikan pada senyawa dengan gugus fungsional seperti amino (NH2) dan metoksi (OMe), yang terkait dengan peningkatan aktivitas sitotoksik. Senyawa 10c memiliki profil sitotoksik yang kuat berkat struktur kimianya yang mencakup cincin pirazol bioaktif tinggi, meningkatkan potensi melawan sel kanker.
Penilaian sifat anti-inflamasi juga menunjukkan aktivitas menjanjikan melalui eksperimen anti-hemolitik, menunjukkan kemampuan untuk menstabilkan membran sel darah merah di bawah kondisi stres oksidatif. Senyawa 4b, 10c, dan 11a-c menampilkan kapasitas antioksidan yang signifikan, dapat mengurangi efek samping dalam pengobatan jangka panjang.
Dalam menghadapi resistensi bakteri yang terus meningkat dan kebutuhan pengobatan kanker yang efisien, pengembangan turunan pyrimidine ini sangat relevan. Temuan ini menghadirkan bukti kuat bahwa senyawa baru dapat menghambat berbagai patogen, sekaligus membuka jalan untuk eksplorasi lebih lanjut dan validasi klinis.
Hasil penelitian ini menekankan perlunya pengujian in vivo tambahan dan penyelidikan mekanistik untuk memvalidasi turunan ini sebagai kandidat yang layak dalam pengembangan obat. Penelitian ini penting untuk mengisi kesenjangan dalam pilihan terapi saat ini, terutama bagi pasien kanker dan mereka yang menghadapi infeksi resisten multi-obat.
Turunan pyrimidine yang baru disintesis menunjukkan aktivitas biologis yang signifikan, membuka peluang untuk terapi anticancer dan antimikroba. Dengan penelitian lebih lanjut, senyawa-senyawa ini berpotensi memainkan peran penting dalam kimia kedokteran modern.
Sumber Asli: evrimagaci.org