Artikel ini menyoroti tantangan yang dihadapi pasien kanker muda dalam mempertahankan kesuburan melalui teknologi reproduksi yang dibantu. Biaya tinggi dan kurangnya dukungan legislasi di Nevada menjadi penghalang utama. Penulis aktif dalam advokasi untuk perubahan kebijakan agar hak untuk memiliki keluarga dapat terwujud, meskipun berjuang melawan kanker.
Setelah didiagnosis kanker pada usia 20 tahun, penulis menghadapi banyak tantangan, termasuk pertanyaan tentang keinginan untuk memiliki anak. Ia menjadi pemohon advokasi untuk hak pasien kanker agar dapat mempertahankan kesuburan melalui teknologi reproduksi yang dibantu. Biaya untuk pengambilan dan pembekuan sel telur yang dibutuhkan sebelum kemoterapi bisa sangat besar, sering kali tidak ditanggung oleh asuransi. Di Nevada, tidak ada legislasi yang mendukung perlindungan kesuburan, meninggalkan pasien kanker untuk menanggung biaya sendiri.
Penulis kali ini berpartisipasi dalam penggalangan dukungan untuk undang-undang perlindungan kesuburan di Nevada. Ia merasa lakukan ini bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk banyak pasien kanker lainnya yang ingin tetap memiliki kesempatan untuk membangun keluarga di masa depan. Hiburan mereka sering kali diwarnai harapan untuk kelanjutan kehidupan setelah kanker, dan hak untuk memiliki anak merupakan bagian dari harapan itu. Menghadapi setiap hari dengan keinginan untuk normalitas, penulis berjuang demi perubahan kebijakan yang adil demi pasien kanker.
Penulis menekankan pentingnya perlindungan kesuburan untuk pasien kanker, karena banyak yang ingin memiliki keluarga setelah menjalani perawatan kanker. Tanpa dukungan legislasi, banyak pasien terpaksa menanggung beban biaya yang sangat tinggi untuk prosedur yang diperlukan. Memperjuangkan undang-undang perlindungan kesuburan sangat penting untuk memberikan harapan dan peluang bagi pasien kanker di Nevada dan di tempat lain.
Sumber Asli: thenevadaindependent.com