Obat Fotosensitisasi, Estrogen, dan Diuretik Terkait Peningkatan Risiko Kanker Kulit

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa estrogen dan diuretik dapat meningkatkan risiko kanker kulit, termasuk BCC, cSCC, dan cM. Penelitian ini melibatkan lebih dari 21 ribu wanita dan menemukan hubungan signifikan antara terapi estrogen dan risiko ketiga jenis kanker. Hasilnya menunjukkan perlunya perhatian dalam pengobatan dan pencegahan kanker kulit.

Sebuah studi prospektif baru menunjukkan bahwa terapi estrogen dan diuretik tertentu dapat memperbesar risiko kanker kulit, yang mengindikasikan pentingnya perhatian dalam memberikan nasihat kepada pasien dan manajemen paparan sinar matahari. Penelitian ini, yang dipublikasikan di ‘Photodermatology, Photoimmunology & Photomedicine’, menemukan bahwa estrogen dan diuretik signifikan meningkatkan risiko basal cell carcinoma (BCC), cutaneous squamous cell carcinoma (cSCC), dan cutaneous malignant melanoma (cM).

Studi ini melibatkan analisis data dari 21,062 wanita, di mana 1,875 peserta mengembangkan jenis kanker kulit. Kebanyakan (89%) didiagnosis dengan satu bentuk kanker, sementara 140 peserta memiliki BCC dan cSCC, serta 11 orang mengalami ketiga jenis kanker secara bersamaan. Penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan obat fotosensitisasi berkaitan dengan peningkatan risiko kanker kulit, terutama pada yang didiagnosis dengan cM.

Hasil analisis menunjukkan hormon wanita, terutama estrogen, berhubungan signifikan dengan risiko ketiga jenis kanker. Estrogen sendiri menunjukkan hubungan paling kuat dengan rasio bahaya (hazard ratio) 1.25 untuk BCC, 1.23 untuk cSCC, dan 1.35 untuk cM. Selanjutnya, diuretik thiazide terkait dengan risiko BCC dan cM yang lebih tinggi, sedangkan diuretik loop berasosiasi kuat dengan cSCC. Obat antibiotik fotosensitisasi menunjukkan asosiasi yang lebih lemah dan beberapa kehilangan signifikansinya setelah penyesuaian.

Studi ini memiliki batasan, termasuk keterbatasan dengan area geografis peserta dan ketidakpastian penggunaan obat yang konsisten. Peneliti menyarankan pentingnya sejarah pengobatan saat mengevaluasi risiko kanker kulit dan menyarankan untuk mengintegrasikan temuan ini dalam strategi perawatan preventif. Penulis studi menekankan, “Kami tidak merekomendasikan penghentian penggunaan obat yang dipelajari dalam makalah ini,” dan menyebut perlunya studi prospektif lebih lanjut.

Studi ini mengungkapkan bahwa terapi estrogen dan diuretik tertentu dapat meningkatkan risiko kanker kulit, menekankan perlunya manajemen paparan sinar matahari dan bimbingan pasien. Estrogen menunjukkan hubungan yang paling signifikan, sedangkan diuretik juga berkontribusi pada risiko. Meskipun ada batasan dalam studi ini, penting untuk mempertimbangkan riwayat obat dalam evaluasi risiko kanker.

Sumber Asli: www.dermatologytimes.com

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *