Ukuran Pinggang Pria: Prediktor Risiko Kanker yang Lebih Baik Dibandingkan BMI

Ukuran pinggang pria lebih tepat dalam memprediksi risiko kanker dibandingkan BMI. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa lemak perut lebih berbahaya dan pengukuran ini lebih efektif, terutama bagi pria. Panduan NHS baru-baru ini juga mengarahkan pada pemeriksaan tahunan yang mencakup ukuran pinggang untuk mencegah komplikasi kesehatan.

Penelitian menunjukkan bahwa ukuran pinggang pria lebih baik dalam memprediksi risiko kanker dibandingkan Indeks Massa Tubuh (BMI). Selama bertahun-tahun, dokter menggunakan BMI untuk mendiagnosis obesitas dan risiko kanker, tetapi kini diakui bahwa ukuran pinggang memberikan prediksi yang lebih akurat, terutama untuk pria.

Obesitas merupakan faktor risiko kedua terbesar untuk kanker di Inggris setelah merokok, memakan biaya NHS sekitar £11 miliar setiap tahun. Peneliti dari Universitas Lund di Malmo, Swedia, menganalisis catatan kesehatan 339.190 orang antara 1981 dan 2019, dengan 18.185 diantaranya mengembangkan kanker terkait obesitas. Mereka mengamati bahwa pria dengan pinggang yang lebih lebar 11 cm memiliki risiko kanker meningkat sebesar 25%.

Sebaliknya, kenaikan BMI 3.7 hanya meningkatkan risiko sebesar 19%. Peneliti mencatat bahwa lemak perut berlebih lebih berbahaya dibandingkan peningkatan BMI. Pada wanita, meskipun ada hubungan antara ukuran pinggang dan BMI, dampaknya lebih lemah, dengan risiko kanker meningkat 13% pada keduanya.

Hasil penelitian ini akan disampaikan pada Kongres Eropa tentang Obesitas di Malaga pada bulan Mei, dan dipublikasikan di Jurnal Institute Kanker Nasional. Menurut peneliti, ukuran pinggang lebih akurat karena BMI tidak mengukur distribusi lemak. Lemak perut lebih cenderung menyebabkan penyakit dibandingkan lemak yang tersebar, dan pria lebih mudah menyimpan lemak di area perut.

Panduans NHS terbaru menyebutkan akan ada pemeriksaan tahunan untuk orang dengan kondisi kesehatan jangka panjang. Sekitar 15 juta orang akan menjalani pemeriksaan BMI dan ukuran pinggang untuk mencegah komplikasi terkait berat badan, termasuk kanker. Ahli kesehatan juga mendorong penggunaan rasio pinggang-tinggi dan pengukuran lemak tubuh langsung sebagai alternatif untuk BMI.

Ukuran pinggang lebih efektif dalam memprediksi risiko kanker bagi pria dibandingkan BMI. Ini menunjukkan pentingnya memperhatikan distribusi lemak tubuh dan memberikan panduan baru bagi praktik kesehatan untuk mengidentifikasi risiko obesitas. Penelitian ini akan dibahas lebih lanjut dalam kongres mendatang, yang akan membantu mengubah cara diagnosa obesitas dilakukan.

Sumber Asli: www.telegraph.co.uk

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *