Penelitian menemukan bahwa pasien non-BRCA yang menjalani operasi pengurangan risiko tidak mengembangkan kanker tubo-ovarium, berbeda dari 3% pada pasien BRCA. Pentingnya evaluasi keputusan operasi terkait risiko dan manfaat diungkap oleh Dr. Aysha Mubeen.
Sebuah studi di Boston menunjukkan bahwa pasien dengan mutasi gen non-BRCA yang menjalani operasi pengurangan risiko untuk mencegah kanker tubo-ovarium tidak menunjukkan tanda-tanda kanker serius, berbeda dengan 3% insiden pada pasien dengan mutasi BRCA. Penulis utama, Dr. Aysha Mubeen, mengatakan penting untuk mendefinisikan peran operasi ini untuk menyeimbangkan manfaat pengurangan risiko kanker dan risiko operasi yang tidak perlu.
Operasi bilateral salpingo-ooforektomi, untuk mengeluarkan ovarium dan tuba falopi yang sehat, adalah langkah pencegahan umum untuk pasien dengan mutasi BRCA. Namun, operatif ini semakin dilakukan juga pada pasien dengan variasi genetik non-BRCA. Walau ada rekomendasi dalam petunjuk klinis, bukti terkait dengan prosedur ini di kelompok non-BRCA lebih lemah dan kurang memadai mengenai manfaat versus risiko.
Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi terberat dengan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun yang hanya sekitar 50%. Kira-kira 20% kasus kanker ini bersifat herediter, dan minat terhadap langkah pencegahan berdasarkan risiko genetik sangat tinggi. Mutasi BRCA1 dan BRCA2 adalah risiko genetik terbaik yang diketahui, dengan risiko kanker tubo-ovarium mencapai 39%-44% dan 11%-17% masing-masing.
Dalam studi tersebut, Mubeen dan rekan-rekannya menganalisis data klinikopatologis dari 152 pasien mutasi non-BRCA. Pasien dibandingkan dengan kelompok kontrol 388 pasien pembawa mutasi BRCA. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada kasus karsinoma tubo-ovarium di kelompok non-BRCA, dan hanya ditemukan 3% insiden pada kelompok BRCA. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kebutuhan dan risiko dari operasi pengurangan risiko tambahan, terutama terkait kesuburan dan menopause dini.
Studi ini menunjukkan bahwa operasi pengurangan risiko pada pasien non-BRCA mungkin tidak menghasilkan manfaat yang signifikan dalam mencegah kanker tubo-ovarium serta menimbulkan risiko tambahan. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi keputusan ini dengan mempertimbangkan sejarah pribadi dan keluarga pasien. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efektivitas benar dari operasi ini untuk non-BRCA.
Sumber Asli: www.medscape.com