Kelompok peneliti internasional mengembangkan metode baru agar sistem imun dapat mendeteksi sel kanker dengan memaksa sel kanker untuk memproduksi protein yang dikenali, terbukti efektif di model tikus dengan pengurangan tumor 40%.
Penelitian baru oleh kelompok ilmuwan internasional, dipimpin oleh Weizmann Institute of Science (WIS) di Israel, telah mengembangkan metode yang membantu sistem imun mengenali dan menyerang sel kanker. Sel kanker biasanya menghindari deteksi dengan memproduksi sedikit protein mencurigakan yang dapat dikenali oleh sistem imun.
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Cancer Cell, peneliti menghentikan produksi protein pada sel kanker, memaksa mereka memproduksi protein abnormal yang dapat memicu respons imun yang kuat untuk menghancurkan sel kanker. Metode ini telah terbukti efektif pada model tikus dengan mengaktifkan sel imun untuk menyerang dan menghentikan pertumbuhan tumor.
Kombinasi metode ini dengan imunoterapi yang ada telah berhasil menghilangkan tumor pada sekitar 40 persen tikus. Yardena Samuels, pemimpin penelitian, menyatakan bahwa imunoterapi yang sebelumnya tidak efektif terhadap melanoma kini terbukti efektif setelah proses translasi disrupsi dalam sel kanker tikus.
Peneliti berharap terobosan ini dapat memperbaiki perawatan kanker, terutama bagi pasien dengan kanker yang memiliki sedikit mutasi. Penemuan ukuran prediktif baru untuk efektivitas imunoterapi diharapkan memungkinkan dokter menawarkan perawatan kepada pasien yang sebelumnya tidak memenuhi syarat.
Tim peneliti sedang menjajaki penerapan teknik ini untuk kanker lain, termasuk kanker payudara, pankreas, dan kolorektal, dengan harapan menciptakan terapi kanker yang lebih efektif dan luas di masa depan.
Metode baru ini menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan pengobatan kanker dengan memaksa sel kanker mengidentifikasi diri mereka dan memicu respons imun. Kemungkinan penerapan pada berbagai jenis kanker menjanjikan lebih banyak solusi untuk terapi kanker di masa depan.
Sumber Asli: enewstime.in