Pengobatan Tradisional Tiongkok dan Metabolisme Kolesterol untuk Terapi Kanker

Pengobatan tradisional Tiongkok dapat memodulasi metabolisme kolesterol, menyediakan pendekatan baru untuk terapi kanker. Studi menunjukkan senyawa seperti quercetin dan celastrol berpotensi memperbaiki proses terkait kolesterol untuk melawan kanker. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui mekanisme kerja dan efektivitasnya.

Pengobatan tradisional Tiongkok menawarkan senyawa alami yang dapat memodulasi metabolisme kolesterol, membuka jalan baru untuk terapi kanker. Studi terbaru di dalam jurnal Acta Pharmacologica Sinica mengkaji empat proses utama metabolisme kolesterol dan potensi produk alami dari TCM dalam mengobati kanker.

Kolesterol, sebagai molekul sterol, penting dalam memelihara integritas membran sel dan mendukung proliferasi sel tumor dengan mengatur transduksi sinyal dan biogenesis membran. Ketidakseimbangan kolesterol berkontribusi pada perkembangan kanker, misalnya, peningkatan ekspresi ABCA1 yang berhubungan dengan metastasis kanker payudara triple negatif (TNBC).

Saat ini, terapi yang ada untuk target metabolisme kolesterol memiliki efektivitas jangka panjang yang terbatas dan risiko efek samping. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan mendesak untuk pendekatan baru, salah satunya adalah senyawa alami dari TCM yang terbukti dapat mengatur metabolisme kolesterol.

Komponen TCM, seperti quercetin, dapat mengurangi sintesis kolesterol dengan mengaktifkan AMPK dan menghambat aktivitas HMGCR. Sebagian besar sel tubuh dapat mensintesis kolesterol melalui proses yang melibatkan banyak reaksi enzimatis.

SREBP2, HMGCR, dan SQLE adalah molekul kunci dalam biosintesis kolesterol yang dapat dihambat oleh produk alami. Misalnya, artesunate dapat menargetkan SREBP2 untuk menghambat sintesis kolesterol, sementara gypenoside L juga berpengaruh pada jalur MVA untuk mendukung pertumbuhan sel tumor di hati.

Kanker juga memanfaatkan kolesterol dari luar, yang dipengaruhi oleh protein seperti NPC1L1 dan LDLR. Meskipun obat seperti ezetimibe digunakan untuk mengurangi kolesterol, efektivitas anti-kankernya terbatas. Kurkumin dari kunyit menunjukkan potensi melawan berbagai jenis kanker dengan meningkatkan transportasi kolesterol internal.

Untuk meningkatkan efek anti-kanker, sel-sel tumor memerlukan kolesterol yang dihasilkan dari proses efusi, yang ditunjukkan oleh peran transporter ABC dan LXR. Celastrol, misalnya, meningkatkan ekspresi ABCA1 dan mendukung efusi kolesterol.

Kolesterol juga dikonversi menjadi kolesteryl ester (CE) yang penting bagi pertumbuhan tumor. Senyawa seperti manzamine A dapat menghambat esterifikasi kolesterol untuk aktivitas anti-kanker yang lebih baik. Studi terbaru menunjukkan bahwa avasimibe, sebagai penghambat ACAT, mengurangi kadar CE dan berpotensi memiliki efek anti-kanker.

Pengobatan tradisional Tiongkok menunjukkan potensi signifikan dalam menargetkan metabolisme kolesterol untuk pengobatan kanker. Berbagai senyawa alami dapat mengintervensi proses biosintesis, pengambilan, efusi, dan esterifikasi kolesterol, menawarkan strategi baru untuk terapi kanker. Dengan kebutuhan mendesak untuk pendekatan baru yang lebih efektif dan aman, pemahaman lebih lanjut tentang mekanisme senyawa ini sangat penting untuk pengembangan terapi masa depan.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *