Penelitian Kanker Kolorektal di Kentucky Appalachia: Temuan Penting

Penelitian Universitas Kentucky menunjukkan tingginya angka kematian kanker kolorektal di Appalachia disebabkan oleh faktor genetik dan mikrobioma tumor, bukan hanya kekurangan sumber daya. Penelitian ini mengidentifikasi perbedaan gen dan mikrobiota yang mungkin berkontribusi pada hasil buruk dan membuka kemungkinan untuk terapi baru.

Para peneliti dari Universitas Kentucky menyelidiki faktor penyebab tingginya angka kematian akibat kanker kolorektal di Kentucky Appalachia. Tim yang dipimpin oleh Avinash Bhakta, M.D., menganalisis sampel dari pasien dengan adenokarsinoma kolorektal. Studi ini berjudul “Survival Disparity and the Unique Genomic and Microbiome Profiles of Colon Cancer in Appalachian Kentucky” dan diterbitkan di jurnal Journal of American College of Surgeons.

Penelitian menunjukkan bahwa meskipun Kentucky Appalachia adalah daerah pedesaan dengan kesulitan ekonomi, perbedaan dalam insiden dan hasil kanker kolorektal tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh kekurangan sumber daya. Penelitian ini membandingkan tumor pasien dari Appalachia dan non-Appalachia. Hannah McDonald, M.D., Ph.D., menyatakan, “Studi kami adalah yang pertama mengkarakterisasi pengaruh ekspresi gen yang berbeda dan mikrobioma tumor pada pasien kanker kolorektal di Kentucky Appalachia.”

Tim peneliti menemukan beberapa gen yang mutasi lebih sering terjadi di populasi Appalachia dibandingkan non-Appalachia, tetapi ini tidak mempengaruhi kelangsungan hidup pasien. Selain itu, peneliti memeriksa mikrobioma tumor, fokus pada spesies bakteri. Pasien Appalachia memiliki lebih banyak bakteri patogen dan lebih sedikit bakteri bermanfaat dibandingkan rekan-rekan mereka di non-Appalachia.

Dari tujuh spesies bakteri yang teridentifikasi, beberapa memiliki dampak pada kelangsungan hidup pasien. Bhakta mencatat, “Hasil kami menunjukkan perbedaan mikrobiota antara kedua kelompok, menunjukkan bahwa mikrobioma tumor yang unik dapat berkontribusi pada hasil yang buruk.” Penemuan ini dapat membantu mengembangkan strategi baru untuk pengobatan pasien kanker kolorektal.

Peneliti menyatakan bahwa menyesuaikan mikrobioma yang mempromosikan kanker dengan terapi probiotik atau antibiotik bisa menjadi kemungkinan di masa depan, meski diperlukan studi lebih lanjut. Tim penelitian melibatkan peneliti dari Ohio State University Comprehensive Cancer Center dan didukung oleh banyak pihak di UK HealthCare.

UK HealthCare berkomitmen menyediakan perawatan kesehatan lanjutan serta berperan dalam penelitian untuk menemukan pengobatan dan protokol baru, menggandeng profesional medis untuk meningkatkan standar perawatan di Kentucky dan masa depan.

Penelitian di Kentucky Appalachia mengungkapkan bahwa tingginya angka kematian akibat kanker kolorektal tidak hanya disebabkan oleh kekurangan sumber daya, tetapi juga oleh faktor genetik dan mikrobioma tumor yang berbeda. Temuan ini membuka peluang untuk metode pengobatan baru dengan memodifikasi mikrobioma. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi potensi terapi probiotik atau antibiotik di masa depan.

Sumber Asli: uknow.uky.edu

Clara Wang

Clara Wang is a distinguished writer and cultural commentator who specializes in societal issues affecting marginalized communities. After receiving her degree from Stanford University, Clara joined the editorial team at a prominent news outlet where she has been instrumental in launching campaigns that promote diversity and inclusion in journalism.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *