Pentingnya Skrining Kanker Kolorektal di Tengah Pengaruh Hukum

Mahkamah Agung AS akan mengadakan persidangan yang berpotensi mempengaruhi akses layanan preventif kanker kolorektal. ACG dan ASGE menekankan pentingnya skrining CRC untuk mencegah lonjakan kanker di masa depan. Keputusan ini muncul di tengah kekhawatiran tentang biaya dan akses layanan yang mungkin terpengaruh.

Pentingnya skrining kanker kolorektal semakin mendekat di tengah persidangan Mahkamah Agung AS yang berpotensi mempengaruhi layanan preventif. Pada 3 Maret, American College of Gastroenterology mengajukan surat amicus untuk menunjukkan urgen keperluan skrining kanker kolorektal. Surat ini menyusul pengajuan amicus dari American Society for Gastrointestinal Endoscopy (ASGE) dan 32 organisasi lain yang mendukung rekomendasi perawatan preventif US Preventive Services Task Force (USPSTF), termasuk kolonoskopi.

Dari 9 hingga 11 Maret, gastroenterolog dan praktisi kesehatan lain, termasuk penyintas kanker kolorektal (CRC) dan para pendukung, berkumpul di Washington D.C. dalam acara Call-on Congress yang diadakan oleh Fight Colorectal Cancer. Mereka menggelar diskusi penting tentang penelitian CRC dan skrining. Ratusan bendera biru dipasang di National Mall, masing-masing mewakili sekitar 27.400 individu yang diprediksi akan didiagnosis CRC pada 2030.

Amy Oxentenko, MD, dari Mayo Clinic dan Presiden ACG, menjelaskan bahwa meskipun angka CRC menurun hampir 50%, kasus CRC awal diperkirakan akan menjadi penyebab utama kematian di kalangan pasien berusia 20-49 tahun pada tahun 2030. Ia menggarisbawahi pentingnya menjaga perhatian pada kelompok usia yang lebih muda untuk mencegah penurunan akses skrining.

Kasus yang memicu pengajuan ini dimulai pada 2022 ketika kelompok Braidwood menantang konstitusionalitas mandat layanan preventif dari Affordable Care Act (ACA). Menurut Dr. Oxentenko, ACG merasa penting untuk menjelaskan dampak keputusan tersebut terhadap akses layanan preventif kepada pengadilan. Kelompok ini ingin menawarkan asuransi kesehatan tanpa layanan seperti kontrasepsi dan vaksin HPV yang bertentangan dengan keyakinan pribadi mereka.

Pada 2023, pengadilan distrik Texas mendukung Braidwood dan membatalkan semua rekomendasi USPSTF yang dikeluarkan setelah ACA mulai berlaku pada 2010. Pengadilan menemukan bahwa anggota USPSTF harus disetujui oleh nominasi presiden AS dan itu tidak pernah dilakukan. Pengadilan lain juga sepakat bahwa anggota USPSTF tidak diangkat secara konstitusional, tetapi mereka mengambil keputusan bahwa pembatalan rekomendasi tersebut terlalu ekstrem.

Pada bulan Januari 2025, Mahkamah Agung setuju untuk mendengarkan banding dari kasus ini, rencananya akan mendengarkan argumen pada 21 April. Dr. Oxentenko berpendapat bahwa skrining dan pencegahan CRC seharusnya tidak bersifat kontroversial. Ia menyerukan untuk mengurangi hambatan akses pelayanan kesehatan, bukan menambahnya agar semua orang bisa menjaga kesehatan.

Juga, Jason Dominitz, MD, dari University of Washington, menekankan bahwa skrining kolonoskopi jelas mengurangi insiden CRC. Ia khawatir jika biaya kembali dikenakan, lebih sedikit pasien akan mendapatkan skrining, yang bisa memicu meningkatnya insiden kanker.

Sementara itu, American Gastroenterological Association (AGA) belum mengajukan amicus, tetapi Shazia Siddique, MD, menyoroti keprihatinan organisasi itu mengenai dampak kasus ini. Ia menjelaskan bahwa jika keputusan Mahkamah Agung tidak mendukung rekomendasi USPSTF, pasien bisa menghadapi hambatan besar dalam akses skrining CRC dan jaminan asuransi. Ini adalah waktu yang krusial untuk perhatian lebih terhadap kesehatan kanker kolorektal yang tengah meningkat.

Dalam konteks mendatangnya persidangan Mahkamah Agung AS tentang kesehatan, pentingnya skrining kanker kolorektal semakin jelas. Reaksi dari berbagai organisasi menunjukkan kekhawatiran akan pembatasan akses layanan pencegahan yang bisa mengganggu kemajuan yang telah diraih dalam menurunkan angka kanker kolorektal. Keputusan yang akan diambil oleh mahkamah seharusnya mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, terutama bagi populasi muda.

Sumber Asli: www.gastroendonews.com

Lila Morrison

Lila Morrison is a seasoned journalist with over a decade of experience in investigative reporting. She graduated from Columbia University with a degree in Journalism and has worked for prominent news outlets such as The Tribune and Global News Network. Lila has a knack for uncovering the truth behind complex stories and has received several awards for her contributions to public discourse.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *