Peneliti Jepang telah menciptakan model prediksi yang lebih akurat untuk membantu pengambilan keputusan bagi pasien kanker pankreas stadium lanjut. Dengan menggabungkan pembacaan penanda tumor dan informasi genetik, model ini berpotensi mengidentifikasi pasien yang cocok untuk pembedahan setelah perawatan seperti kemoterapi. Penelitian ini dipublikasikan di British Journal of Surgery.
Sekelompok peneliti di Jepang baru saja mengembangkan model prediksi yang bisa menjadi game changer dalam pengambilan keputusan perawatan bagi pasien kanker pankreas stadium lanjut. Menariknya, model ini mengombinasikan pembacaan penanda tumor dengan informasi genetik pasien untuk memperkirakan hasil kelangsungan hidup dengan lebih akurat. Mereka menemukan bahwa variasi genetik tertentu memiliki dampak lebih besar terhadap level penanda tumor dibandingkan dengan tingkat keparahan kanker itu sendiri.
Model baru ini diharapkan dapat berfungsi sebagai indikator untuk menilai apakah operasi merupakan pilihan yang tepat bagi pasien yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi. Penelitian ini dipublikasikan di British Journal of Surgery.
Apa itu penanda tumor? Ini adalah zat yang mungkin menunjukkan adanya kanker dalam tubuh. Zat ini bisa berupa protein, gen, atau molekul lain yang diproduksi baik oleh sel kanker maupun oleh tubuh sebagai respon terhadap kanker. Biasanya, dokter mengevaluasi tingkat penanda tumor dengan menggunakan rentang acuan standar, namun indikator ini sering kali tidak dapat diandalkan sendiri karena sangat bervariasi antara pasien.
Variasi genetik dari gen tertentu mempengaruhi bagaimana penanda tumor diproduksi dalam tubuh individu. Beberapa orang mungkin memiliki varian genetik yang menghasilkan level penanda ini lebih tinggi atau lebih rendah, tanpa memedulikan tingkat keparahan penyakit. Jadi, dua pasien yang menderita kanker dengan tingkat keparahan yang sama, bisa saja menunjukkan pembacaan penanda tumor yang berbeda hanya karena profil genetik yang berbeda.
Model baru, disebut Tumor Marker Gene Model (TMGM), mengatasi masalah ini dengan memasukkan informasi genetik saat membuat prognosis. Model ini mengevaluasi genotipe pasien untuk menentukan level penanda tumor yang dianggap normal atau meningkat pada masing-masing individu.
Dalam penelitian ini, DNA pasien kanker pankreas dianalisis dan ditemukan bahwa gen FUT2 dan FUT3 memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil kelangsungan hidup pasien. Gen-gen ini memengaruhi level normal penanda tumor saat tidak ada kanker. Ini juga berpengaruh pada kemampuan individu untuk mensintesis penanda tumor dan bagaimana tampaknya saat ada kanker dalam hasil tes darah.
TMGM berhasil menunjukkan tingkat prediksi kelangsungan hidup yang lebih akurat, terutama untuk pasien dengan tumor yang sebelumnya dianggap tidak dapat dioperasi. Model ini memiliki akurasi sekitar 15% lebih baik dibandingkan model standar, menunjukkan bahwa evaluasi penanda tumor saat ini tidak cukup baik untuk profil genetik ini.
Meskipun tumor yang tidak dapat dioperasi biasanya terlalu berisiko untuk diangkat melalui pembedahan, perawatan seperti kemoterapi dan radioterapi bisa mengecilkan tumor agar operasi menjadi mungkin. Tantangan utamanya adalah menentukan pasien mana yang sebenarnya akan diuntungkan dari tindakan surgery ini.
Riset menunjukkan TMGM sangat berguna dalam hal ini. Dengan mempertimbangkan informasi genetik dan perubahan penanda tumor, dokter dapat lebih akurat mengidentifikasi pasien dengan tumor yang awalnya diklasifikasikan sebagai tidak dapat dioperasi dan kemungkinan besar akan mendapat manfaat dari surgery setelah perawatan.
“TMGM bisa lebih akurat menunjukkan pasien mana yang benar-benar diuntungkan dari pembedahan. Ini dapat mencegah pasien menjalani prosedur yang tidak perlu, sekaligus memberikan kesempatan bedah bagi mereka yang mungkin terlewat,” kata Prof. Haruyoshi Tanaka dari Departemen Bedah di Rumah Sakit Universitas Nagoya.
Studi ini dilakukan oleh peneliti dari Universitas Nagoya, Pusat Medis Nagoya, dan Universitas Toyama.
Model TMGM yang dikembangkan di Jepang menunjukkan bahwa kombinasi data genetik dan penanda tumor dapat meningkatkan pengambilan keputusan untuk pasien kanker pankreas stadium lanjut. Dengan hasil yang lebih akurat dalam memprediksi kelangsungan hidup, serta mengidentifikasi kandidat yang tepat untuk operasi, pendekatan ini dapat mengubah cara pengobatan dilakukan, terutama untuk tumor yang sebelumnya dianggap tidak dapat dioperasi.
Sumber Asli: www.news-medical.net