Dewan Tumor Financial Toxicity Tawarkan Solusi Biaya Pengobatan Kanker

Atrium Health Levine Cancer Institute mendirikan Financial Toxicity Tumor Board untuk mengatasi dampak financial toxicity pada pasien kanker. Dewan ini berhasil membantu ribuan pasien, menghemat hingga $10 juta dalam biaya copay dan memberikan obat gratis senilai $393 juta. Studi menunjukkan pentingnya model ini sebagai solusi untuk masalah biaya pengobatan yang dihadapi pasien.

Dampak dari biaya pengobatan kanker, yang dikenal dengan istilah financial toxicity, berdampak besar pada hasil pengobatan pasien. Untuk mengatasi masalah ini, Atrium Health Levine Cancer Institute mendirikan Financial Toxicity Tumor Board pada tahun 2019. Ini adalah intervensi berbasis lembaga yang belum pernah ada sebelumnya, dengan fokus khusus pada masalah keuangan pasien. Anggota dewan ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari klinis, dukungan, hingga administrasi.

Sebuah studi baru yang diterbitkan di Journal of the National Comprehensive Cancer Network menganalisis dampak dewan ini selama lima tahun terakhir. Financial toxicity yang dialami pasien kanker, di samping berpengaruh terhadap kualitas hidup mereka, juga berdampak pada efektivitas pengobatan dan meningkatkan risiko kematian. Thomas G. Knight, M.D., selaku ketua dewan tersebut, mengingatkan pentingnya masalah ini bagi pasien.

Dewan ini memiliki dua komponen utama. Pertama, rujukan dari pasien, anggota keluarga, perawat, pekerja sosial, dan pihak lain yang terlibat. Kedua, adanya Program Bantuan Pasien, dimana rencana pengobatan baru dievaluasi untuk melihat apakah pasien memenuhi syarat mendapatkan obat gratis atau bantuan copay. Teknisi farmasi juga terlibat dalam membantu proses ini.

Hasil dari studi menunjukkan ada lebih dari 70 kasus yang dibahas oleh dewan, dengan lebih dari 90% mendapat solusi instan bagi pasien tersebut. Dari data, 9.321 pasien menerima bantuan copay yang menghemat lebih dari $10 juta. Selain itu, 16.495 pasien mendapatkan obat gratis senilai hampir $393 juta.

Dewan ini juga membantu pasien mengajukan dana dari berbagai yayasan dan organisasi non-profit. Dengan bantuan dari navigator keuangan yang mencatat dana yang tersedia, banyak pasien yang berhasil memperoleh bantuan pengobatan yang sangat dibutuhkan. Mereka juga mengatasi klaim asuransi kesehatan yang ditolak, melakukan penyelidikan dan advokasi untuk pasien, hingga banyak klaim yang akhirnya disetujui.

Knight mengungkapkan, “Kita harus melihat model yang unik ini. Misalnya, seorang pasien yang kehilangan asuransi karena tidak bisa bekerja, menghadapi kesulitan membayar pengobatan serta kebutuhan lainnya,” ujarnya. Setelah kasus dipresentasikan, dewan mencari solusi seperti bantu transportasi, makanan, dan dana tambahan.

Knight juga menunjukkan manfaat dari kolaborasi. “Nilai sejati dari model ini adalah semua pihak berkumpul dan menyadari bahwa masalah yang sama bisa terjadi pada pasien lain dalam kondisi serupa,” tambahnya. Ini memungkinkan pembentukan tim kerja yang dapat mencegah pasien memasuki krisis.

Knight menekankan bahwa penghematan biaya bagi pasien membenarkan perlunya pendekatan serupa di pusat kanker lainnya. “Analisis kami menunjukkan bahwa intervensi sistematis terfokus pada financial toxicity dapat menghasilkan perbaikan yang signifikan. Model ini harus menjadi standar baru untuk meningkatkan kesejahteraan finansial pasien kanker,” tutupnya.

Pendekatan Financial Toxicity Tumor Board di Atrium Health Levine tidak hanya menawarkan solusi finansial bagi pasien kanker tetapi juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak. Dengan hasil penghematan yang signifikan dan model yang dapat diterapkan di pusat kanker lain, ini menunjukkan bahwa intervensi terfokus pada financial toxicity adalah langkah penting dalam meningkatkan hasil pengobatan dan kualitas hidup pasien.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Miguel Santos

Miguel Santos is a renowned journalist with an expertise in environmental reporting. He has dedicated the last 12 years to exposing the impacts of climate change and advocating for sustainable practices through powerful storytelling. A graduate of the University of California, Miguel’s insights have influenced policy decisions and raised awareness on critical ecological issues.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *