Terapi CAR T-cell menunjukkan tanda awal keberhasilan untuk tumor padat. Para peneliti sedang berusaha mengadaptasi profil yang efektif di kanker darah ke kanker padat. Beberapa agen baru seperti satricabtagene autoleucel dan ALLO316 mulai memberikan hasil yang menjanjikan. Namun, masih ada tantangan besar, seperti akses ke tumor dan toksisitas yang mungkin muncul. Optimisme tetap ada untuk pengembangan selanjutnya.
Terapi CAR T-cell yang ditargetkan mulai menunjukkan tanda-tanda awal efektivitas untuk pasien dengan tumor padat. Ini datang saat para peneliti mencoba mengadaptasi profil keamanan dan efektivitas yang terlihat pada kanker hematologis ke dalam medan kanker solid. Beberapa agen seperti satricabtagene autoleucel (satri-cel) dan autologous GD2-CART sudah mulai menunjukkan hasil yang menjanjikan. Selain itu, FDA telah memberikan status jalur cepat dan terapi medis regeneratif kepada beberapa agen ini saat mereka melanjutkan uji coba fase awal.
Renier Brentjens, MD, PhD, menjelaskan tantangan saat beralih dari kanker darah ke kanker padat, seperti adanya heterogenitas antigen target dan lingkungan mikroimun yang supresif. Dia juga menekankan betapa sulitnya akses CAR T-cell ke tumor padat akibat struktur fibrotik. Sayangnya, meskipun terapi CAR T-cell pertama disetujui pada 2017, hingga kini belum ada terapi CAR T-cell yang disetujui FDA untuk kanker solid. “Jika kita menerapkan pendekatan yang sama, kemungkinan akan gagal karena tiga alasan ini,” ungkap Brentjens.
Terlepas dari tantangan tersebut, Brentjens tetap optimis terkait peran terapi CAR T-cell di masa depan. Dia berujar, “Saya yakin dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, CAR T-cell akan berperan penting di area kanker solid. Konsepnya tidak salah; kita hanya belum sampai pada teknologi yang dibutuhkan.”
Hasil akhir dari uji klinis CT041-CG4006 menunjukkan bahwa terapi CAR T-cell autologous yang diarahkan pada claudin18.2, satri-cel, diterima dengan baik dan efektif bagi pasien dengan kanker GI lanjut yang positif untuk CLDN18.2. Tidak ada toksisitas dosis batas yang dilaporkan, dengan tingkat respons keseluruhan mencapai 38,8%. Lebih jauh, laju kontrol penyakit adalah 91,8%, dengan progresi bebas penyakit rata-rata 4,4 bulan.
Uji lanjut CT041-ST-01 yang mengevaluasi satri-cel sedang berlangsung, dan produsen CARsgen Therapeutics melaporkan bahwa penelitian telah memenuhi titik akhir utama dengan peningkatan signifikan dalam progresi bebas penyakit dibandingkan dengan pengobatan dokter pilihan pada pasien kanker lambung lanjut. Brentjens mencatat pentingnya melakukan uji klinis dengan dosis T-cell yang sangat rendah untuk meminimalisir toksisitas yang tidak terduga.
Pada uji klinis tahap 1 TARGET-GD2, pasien dengan glioma difus H3K27M yang menerima T-cell yang dimodifikasi CAR untuk GD2 juga menunjukkan hasil yang menjanjikan, di mana 4 pasien mengalami reduksi besar di volume tumor. Sementara itu, satu pasien menunjukkan respons lengkap yang sudah bertahan lebih dari 30 bulan. Pada dosis yang berbeda, 3 pasien mengalami sindrom pelepasan sitokin yang membatasi dosis.
Brentjens juga menekankan pentingnya penanganan efek samping. “Kami percaya kami yang pertama mengenali CRS, dan kami telah menyiapkan algoritma untuk mengatasi toksisitas tersebut,” kata Brentjens. Dengan strategi percobaan yang sedang berlangsung, para peneliti berharap dapat menemukan metodologi yang tepat.
Sementara itu, pasien dengan mesothelioma yang menerima terapi CAR T-cell setelah kemoterapi juga menunjukkan kemajuan. Uji coba dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center juga menunjukkan bahwa kombinasi CAR T-cell dengan inhibitor pengecekan imun bisa menjadi kunci mengatasi keterbatasan yang ada.
ALLO316, sebuah terapi CAR T-cell CD70 yang diarahkan, menunjukkan respons yang cukup baik di pasien kanker ginjal lanjut. Terapi ini menerima status RMAT dari FDA, menunjukkan peluang besar ke depannya. Pengembangan lebih lanjut diprediksi akan dilakukan pada tahun 2025 untuk mengungkap lebih banyak data mengenai efektivitas dan keamanan, terutama pada kanker padat.
Brentjens menekankan pentingnya struktur baru, CAR T-cell yang dilengkapi senyawa imun, yang dapat membantu pasien mangakali ketahanan imun dari tumor. Keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa masa depan terapi CAR T-cell di bidang kanker padat tampaknya memiliki harapan yang cerah, walau masih banyak yang harus diperbaiki.
Terapi CAR T-cell menunjukkan kemajuan berharga dalam pengobatan tumor padat, meskipun banyak tantangan masih harus dihadapi. Dengan penelitian yang terus berlanjut dan pendekatan inovatif, para ahli yakin bahwa terapi ini akan menjadi lebih efektif. Kombinasi dengan terapi lain dan pengembangan target baru juga diharapkan dapat meningkatkan hasil pengobatan di masa depan.
Sumber Asli: www.onclive.com