Joe Biden didiagnosis dengan kanker prostat agresif, meningkatkan perhatian global kepada penyakit ini. Kanker ini paling umum menyerang pria lebih tua, terutama yang berisiko tinggi. Pencegahan kanker prostat tidak ada jaminan penuh, tetapi pola hidup sehat dan skrining dini bisa membantu. Obat-obatan menurunkan DHT bisa berpotensi mengurangi risiko hingga 25% untuk pria yang berisiko.
Prostatitis adalah penyakit yang umumnya terjadi pada pria berusia tua, terutama menarik perhatian setelah diagnosis mantan Presiden AS, Joe Biden, yang menderita kanker prostat agresif. Diagnosis ini muncul setelah Biden, yang kini berusia 82 tahun, melaporkan gejala urin yang memicu dokter untuk menemukan nodul di prostatnya. Kanker ini sudah menyebar ke tulang dan peringkat Gleason-nya mencapai 9, menunjukkan tingkat agresivitas yang tinggi.
Prostat merupakan bagian penting dari sistem reproduksi pria dan terletak di bawah kandung kemih, mengelilingi uretra. Peran utamanya adalah memproduksi cairan semen dan ia memerlukan hormon pria, terutama testosteron, untuk berfungsi optimal. Perubahan testosteron menjadi dihidrotestosteron (DHT) juga penting, tetapi kadar DHT yang berlebihan dapat memperbesar prostat dan berkontribusi terhadap risiko kanker prostat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengobatan kanker prostat sudah membaik dalam beberapa tahun terakhir, dengan pasien bisa bertahan hingga empat atau lima tahun setelah diagnosis kanker metastatik, menurut Dr. Matthew Smith dari Massachusetts General Brigham Cancer Center.
Pertanyaannya, bagaimana mencegah kanker prostat? Sayangnya, belum ada metode pasti untuk menghindari penyakit ini sepenuhnya. Kanker prostat adalah penyebab kedua kematian akibat kanker bagi pria. Namun, skrining dini bisa sangat membantu. Jika kanker terdeteksi lebih awal, pengobatan bisa dimulai sebelumnya.
Beberapa faktor seperti usia, ras, dan riwayat keluarga memang tidak bisa diubah. Namun, pergeseran sederhana dalam pola makan dapat membantu menurunkan resiko. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi lemak di negara-negara Barat memiliki keterkaitan dengan peningkatan risiko kanker prostat. Memilih lemak sehat seperti omega-3 dan mengonsumsi banyak sayuran mungkin bisa berpengaruh positif.
Mengurangi konsumsi daging berlemak, terutama yang dibakar atau digoreng pada suhu tinggi, juga disarankan, karena dapat menghasilkan senyawa kimia yang berpotensi berbahaya. Selain itu, menjaga pola hidup aktif dapat mengurangi risiko, di mana olahraga secara teratur setidaknya 150 menit per minggu penting untuk kesehatan.
Lalu ada hubungan antara kebiasaan buruk yang perlu diperhatikan. Banyak studi menunjukkan bahwa perokok dengan kanker prostat berisiko lebih tinggi untuk kambuh dan menyebar. Pembatasan alkohol, dengan lebih memilih anggur merah dalam jumlah moderat, juga bisa membantu melindungi kesehatan.
Terakhir, asupan vitamin D sering kali kurang pada banyak orang. Sumber vitamin D yang baik dapat membantu melawan kanker prostat. Beberapa dokter merekomendasikan untuk mendapatkan paparan sinar matahari selama 10 menit setiap hari tanpa tabir surya. Selain itu, obat-obatan seperti finasteride dan dutasteride yang menurunkan DHT juga banyak diteliti untuk pencegahan kanker prostat, dengan hasil yang menunjukkan kemungkinan pengurangan risiko hingga 25 persen.
Diagnosis Joe Biden dengan kanker prostat yang agresif menyoroti pentingnya kesadaran akan penyakit ini, terutama untuk pria berusia lanjut dan yang berisiko tinggi. Meskipun kanker prostat sulit dicegah sepenuhnya, langkah-langkah seperti diet sehat, olahraga rutin, dan penghindaran kebiasaan buruk dapat membantu menurunkan risiko. Skrining dini tetap menjadi kunci dalam meningkatkan peluang hidup pada pasien yang terdiagnosis.
Sumber Asli: thefederal.com