Penelitian baru menunjukkan peningkatan kelangsungan hidup bagi penyintas kanker usus besar yang aktif secara fisik. Para penyintas yang bebas kanker tiga tahun setela perawatan memiliki angka kelangsungan hidup lebih baik dibandingkan masyarakat umum, mengindikasikan hubungan positif antara aktivitas fisik dan kelangsungan hidup. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membuktikan hubungan ini lebih lanjut.
Ringkasan Ketat:
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kegiatan fisik rutin dapat meningkatkan angka harapan hidup bagi penyintas kanker usus besar. Survei terhadap pasien menunjukkan bahwa mereka yang bebas kanker setelah tiga tahun pasca perawatan beroperasi dan berolahraga secara teratur memiliki angka kelangsungan hidup lebih tinggi daripada populasi umum. Tetapi, tentu saja, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami apakah hubungan ini bersifat sebab akibat.
Konten Utama:
Dalam artikel di jurnal Cancer, sebuah studi mencatat bahwa penyintas kanker usus besar yang aktif secara fisik berpeluang hidup lebih lama, mendekati angka kelangsungan hidup masyarakat umum. Menurut Justin C. Brown, seorang peneliti di Louisiana State University, “Penting untuk dicatat bahwa pasien kanker usus besar yang bebas dari kanker setelah tiga tahun dan tetap berolahraga secara rutin mencapai angka kelangsungan hidup yang lebih baik daripada mereka yang tidak.”
Brown yang menjabat sebagai direktur program metabolisme kanker di Pennington Biomedical Research Center, menekankan kesenjangan yang ada antara pasien yang berolahraga dan yang tidak. Ini merupakan temuan yang tidak terduga bahwa aktiviti fisik dapat berkontribusi pada kelangsungan hidup ketika tidak terjadi kambuh.
Studi ini menggunakan data dari dua uji coba pasca operasi dengan fokus pada pasien kanker usus besar tahap III, melibatkan hampir 3.000 individu. Partisipan berusia rata-rata 60 tahun dan mengikuti treatment di berbagai pusat kesehatan.
Pasien harus telah menjalani operasi pengangkatan tumor dalam waktu 56 hari sebelum munculnya kemoterapi dan memiliki status kesehatan ECOG 0 hingga 2. Data aktivitas fisik diambil dari laporan diri pasien yang kemudian diterjemahkan kedalam satuan MET-jam/minggu. Pengolahan ini membantu peneliti mengukur aktivitas tersebut dibandingkan dengan populasi umum berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tahun diagnosis.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 1.908 penyintas yang tetap bebas tumor setelah tiga tahun, mereka yang berolahraga kurang dari 3 MET-jam/minggu memiliki angka kelangsungan hidup 3.1% lebih rendah dibandingkan populasi umum. Sebaliknya, mereka yang aktif secara fisik dengan minimal 18 MET-jam per minggu ternyata memiliki angkat kelangsungan hidup lebih tinggi sebesar 2.9%.
Brown menggarisbawahi bahwa “faktor gaya hidup yang dapat dimodifikasi dapat memiliki pengaruh besar dalam membantu pasien kanker bertahan lebih lama.
Dalam situasi yang sulit bagi penyintas kanker usus besar, penelitian ini memberi harapan mengenai manfaat aktivitas fisik untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup. Walaupun perlu diketahui bahwa ini bukan bukti pasti mengenai hubungan sebab akibat, hasil ini menekankan pentingnya menjaga gaya hidup sehat dan aktif setelah diagnosis kanker. Penelitian yang lebih dalam masih diperlukan untuk mengkonfirmasi apakah dan bagaimana aktivitas fisik mempengaruhi hasil kelangsungan hidup.
Sumber Asli: www.healio.com