Wawancara antara Bobbi Conner dan Dr. Thomas Curran membahas opsi skrining kanker kolorektal. Pentingnya skrining pada usia 45 tahun, serta berbagai metode yang tersedia, diungkapkan. Tes darah baru juga menjadi topik, menunjukkan prospek untuk deteksi lebih awal.
Minggu ini, Bobbi Conner berbincang dengan Dr. Thomas Curran tentang berbagai opsi skrining untuk kanker kolorektal. Dr. Curran, seorang Profesor Asosiasi Bedah dan ahli bedah kanker kolorektal di pusat kanker MUSC Hollings, berbagi sudut pandang mengenai pentingnya skrining ini. Menurut American Cancer Society, satu dari 24 pria dan satu dari 25 wanita di AS akan mengembangkan kanker kolorektal dalam hidup mereka.
Dr. Curran menekankan bahwa cara terbaik untuk menangani kanker kolorektal adalah dengan mencegahnya sejak dini. Skrining berperan krusial, karena kanker kolorektal seringkali tidak menunjukkan gejala hingga pada tahap yang lebih parah, di mana pilihan pengobatan menjadi terbatas.
Soal rekomendasi skrining, Dr. Curran menjelaskan bahwa bagi orang tanpa riwayat keluarga kanker kolorektal, pemeriksaan sebaiknya dimulai pada usia 45 tahun, lebih awal dari sebelumnya yang ditetapkan pada usia 50 tahun. Sementara bagi mereka dengan riwayat keluarga, skrining harus dimulai 10 tahun lebih awal dari usia anggota keluarga yang pertama kali terkena.
Untuk orang-orang dengan risiko rata-rata, opsi skrining dibagi menjadi tiga kategori. Ada pemeriksaan endoskopi, seperti kolonoskopi, tes berbasis tinja seperti Cologuard, serta studi pencitraan seperti CT kolografi. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, baik dari sisi prosedur maupun frekuensi pelaksanaannya.
Menghadapi opsi-opsi ini, Dr. Curran menyarankan bahwa semua metode bisa efektif. Kolonoskopi menjadi standar emas karena dapat mendeteksi kanker dan juga menghilangkan polip prakanser. Meski demikian, persiapan kolonoskopi bisa merepotkan, dan perlu waktu yang cukup untuk menjalani tes ini. Di sisi lain, tes berbasis tinja lebih nyaman karena bisa dilakukan di rumah, meski tidak seefektif untuk menemukan polip prakanser. Jika hasil positif, kolonoskopi tetap diperlukan.
Mengenai tes darah baru yang digunakan untuk skrining kanker kolorektal, Dr. Curran menjelaskan bahwa ini bisa mendeteksi bahan genetik tumor dalam aliran darah. Meskipun memiliki kelebihan dan sisi negatif, alat ini bisa menjadi tambahan penting untuk menjangkau lebih banyak orang untuk skrining.
Telah ada persetujuan FDA untuk tes darah ini, meskipun belum tersedia dalam semua situasi. Dr. Curran berharap ini akan membantu lebih banyak orang dalam pengujian.
Bobbi Conner mengakhiri wawancara dengan mengucapkan terima kasih kepada Dr. Curran atas informasi yang berharga tentang opsi skrining kanker kolorektal.
Skrining untuk kanker kolorektal sangat vital guna mencegah perkembangan kanker yang lebih agresif. Terakhir, perubahan pada usia rekomendasi skrining dan kehadiran metode baru seperti tes darah memberikan harapan bagi deteksi lebih awal. Namun, kolonoskopi tetap menjadi metode yang paling andal, meski ada beberapa langkah dan pekerjaan di depannya.
Sumber Asli: www.southcarolinapublicradio.org