Pemantauan Limbah Air Tawarkan Alat Baru untuk Pencegahan Kanker Serviks

Penelitian di Uruguay temukan genotipe HPV dalam limbah air terkait kanker serviks. Temuan ini bisa jadi alat penting untuk upaya pencegahan penyakit di negara berpendapatan rendah dan menengah.

Ilmuwan di Uruguay telah mengungkapkan bahwa mereka menemukan genotipe virus Human Papillomavirus (HPV) yang berkaitan dengan kanker serviks dalam limbah air perkotaan. Penemuan ini, yang diterbitkan dalam jurnal Food and Environmental Virology, menunjukkan bahwa pemantauan limbah dapat menjadi alat penting dalam upaya pencegahan penyakit, khususnya di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah dimana data epidemiologis sangat terbatas.

HPV diketahui sebagai penyebab utama kanker serviks, yang terdeteksi pada 99 persen kasus. Negara dengan pendapatan rendah dan menengah mencatat tingkat prevalensi kanker serviks dan angka kematian yang tertinggi. Peneliti berharap hasil ini bisa meningkatkan studi epidemiologis dan strategi pencegahan untuk kanker serviks dan jenis kanker lain terkait HPV.

Limbah air, yang terbuang melalui sistem sanitasi setelah digunakan, mengandung jejak organisme penyebab penyakit yang dikeluarkan melalui cairan tubuh. Dalam kasus HPV, virus ini bisa berasal dari pembersihan kulit, urine, atau feses. HPV ditularkan melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi dan dapat menyebabkan masalah serius, termasuk kanker serviks yang merupakan kanker keempat paling umum di kalangan wanita.

Dari 200 genotipe HPV yang diketahui, hanya beberapa yang terkait dengan kanker serviks, seperti genotipe 16 dan 18. Untuk mendeteksi penyakit ini, deteksi klinis melalui tes seperti Pap smear sangat penting. Penelitian mengenai limbah ini dilakukan di Salto, sebuah kota di utara Uruguay dengan sekitar 114,000 penduduk, oleh peneliti dari Laboratorium Virologi Molekuler Universitas Republik.

Mulai dari September 2022 hingga Agustus 2023, tim ilmuwan mengambil sampel bulanan dari sistem saluran pembuangan yang mencakup 86% kota. Analisis genetik menunjukkan bahwa 75 persen dari sampel mengandung virus ini, dengan dua puluh delapan genotipe teridentifikasi. Dari jumlah tersebut, delapan genotipe dianggap berisiko tinggi untuk kanker serviks. Selain itu, terdapat juga genotipe risiko rendah yang terkait dengan kutil genital.

Kajian ini juga menganalisis 140 sampel Pap smear klinis dari pasien di kota tersebut, di mana 63 (45 persen) positif untuk HPV dengan sembilan genotipe berisiko tinggi terdeteksi. Dapat dicatat bahwa 88 persen genotipe yang terdeteksi dalam kedua jenis sampel hadir di sampel limbah.

Matías Victoria dari Laboratorium Virologi Molekuler menyatakan bahwa hasil ini menunjukkan pendekatan epidemiologi berbasis limbah berguna untuk pengawasan HPV. Ia menunjukkan bahwa sebagian genotipe hanya tercatat dalam sampel klinis mungkin disebabkan oleh “batasan pengambilan sampel”. Keteragaman genotipe yang terdeteksi juga diharapkan dapat mengurangi jumlah jenis berisiko tinggi seiring dengan meningkatnya cakupan vaksinasi.

Di Uruguay, vaksin HPV tersedia secara gratis untuk semua orang berusia 11 hingga 26 tahun, meski tidak masuk dalam rencana vaksinasi wajib. Pada tahun 2023, cakupan vaksinasi mencapai 65 persen untuk perempuan di bawah 15 tahun dan 55 persen untuk laki-laki. Vaksin ini biasanya memerlukan dua hingga tiga dosis, tergantung pada usia dan faktor lainnya.

Fernando Spilki, seorang virolog di Feevale University, menekankan bahwa penelitian jenis ini adalah legasi dari pandemi. Menurutnya, sebelum COVID-19, pemantauan virus hampir terbatas pada virus yang ditularkan secara fecal-oral. Dalam banyak kasus, pemantauan lingkungan untuk virus kini menjadi cara yang penting untuk memahami dinamika populasi bahkan sebelum ada kasus teridentifikasi.

Penelitian di Uruguay menunjukkan pemantauan limbah air sebagai alat yang berpotensi efektif dalam mendeteksi HPV dan membantu pencegahan kanker serviks. Temuan ini memperkuat pentingnya data dalam epidemiologi, terutama di wilayah dengan keterbatasan informasi. Ini berpotensi mendorong peningkatan studi epidemiologis dan akselerasi program vaksinasi, dengan tujuan menurunkan prevalensi genotipe HPV berisiko tinggi.

Sumber Asli: www.news-medical.net

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. Sofía's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *