Mortality Study pada Wanita Pascamenopause dengan Kanker Payudara Awal

Studi kohort oleh Danish Breast Cancer Group menilai keefektifan indeks laju kematian standar prognostik dalam membantu pengobatan kanker payudara stadium awal pada wanita pascamenopause. Penelitian menunjukkan berbagai tingkat kematian berlebih sesuai kategori risiko PSI. Pasien PSI 1 menunjukkan hasil lebih baik dengan terapi endokrin, sedangkan kategori lebih tinggi berpotensi memerlukan terapi lebih intensif.

Dalam sebuah studi kohort prospektif nasional yang dilakukan oleh Danish Breast Cancer Group dan dilaporkan dalam The Lancet Oncology, Jensen et al berupaya mengembangkan indeks laju kematian standar prognostik untuk memprediksi kematian berlebih dengan berdasarkan terapi adjuvan yang disesuaikan dengan risiko pada pasien pascamenopause dengan kanker payudara stadium awal.

Detail Studi
Studi ini melibatkan wanita pascamenopause (usia 50 tahun ke atas) dengan kanker payudara invazif yang reseksi, positif reseptor estrogen, dan negatif HER2, yang terdaftar dalam database klinis Danish Breast Cancer Group. Dalam menghitung indeks laju kematian standar prognostik (PSI), beberapa faktor diperhitungkan seperti jenis operasi, ukuran tumor, status nodal, tipe histologis, tingkat keganasan, invasi limfovaskular, serta alokasi terhadap radioterapi. Pasien dalam kategori PSI 1 dianjurkan menjalani terapi endokrin selama lima tahun, sedangkan yang berada di kategori PSI 2, 3, atau 4 dianjurkan untuk terapi endokrin ditambah kemoterapi adjuvan.

Temuan Utama
Dari 25.027 wanita yang didiagnosis kanker payudara antara Agustus 2013 dan Desember 2018, sebanyak 8.921 memenuhi syarat untuk studi ini. Mereka dikelompokkan ke dalam kategori PSI: PSI 1 = 6.704 (75%), PSI 2 = 1.300 (15%), PSI 3 = 745 (8%), dan PSI 4 = 172 (2%). Dari total tersebut, 8.514 dari 8.830 wanita (96%) memulai terapi endokrin, sedangkan 91 memiliki status terapi yang tidak diketahui. Rata-rata kepatuhan terhadap terapi endokrin dalam kelompok PSI 1 setelah 4,5 tahun adalah 67,8%, sedangkan untuk kelompok PSI 2, 3, dan 4 adalah 72,3%.

Rasio kematian standar kasar, PSI 1 sebesar 0,89, PSI 2 sebesar 1,71, dan pada kelompok PSI 3 dan 4 mencapai 2,39. Berbanding dengan pasien PSI 1 yang menyelesaikan terapi endokrin, risiko relatif kematian berlebih adalah 1,33 untuk pasien PSI 2, dan 2,31 untuk mereka yang berada di kelompok PSI 3 atau 4. Pasien dalam kelompok PSI 3 atau 4 yang tidak menyelesaikan terapi adjuvan memiliki risiko relatif 4,89.

Kesimpulan Peneliti
Para peneliti menyatakan, “Data ini memvalidasi penggunaan alat PSI untuk pengalokasian terapi yang disesuaikan dengan risiko. Pada pasien PSI 1, penghilangan kemoterapi tidak terkait dengan kematian berlebih, dan hasil yang lebih baik terlihat pada pasien yang menyelesaikan terapi endokrin dibandingkan yang tidak. Untuk pasien dengan terapi adjuvan yang diselesaikan, kematian berlebih rendah untuk pasien PSI 2, sementara pasien PSI 3–4 memiliki kematian berlebih yang tinggi, sehingga mungkin memerlukan perawatan yang lebih intensif dan penyelidikan lebih lanjut.”

Maj-Britt Jensen, MSc, dari Danish Breast Cancer Cooperative Group, Rigshospitalet, Kopenhagen, adalah penulis korespondensi artikel di The Lancet Oncology.

Pengungkapan
Para peneliti melaporkan tidak adanya pendanaan eksternal untuk studi ini. Untuk pengungkapan lengkap semua penulis studi, silakan kunjungi The Lancet Oncology.

Studi ini menekankan penggunaan indeks laju kematian standar prognostik (PSI) sebagai alat klinis untuk mengalokasikan perawatan berdasarkan risiko pada pasien kanker payudara pascamenopause. Data menunjukkan bahwa pengobatan yang disesuaikan dengan PSI dapat mengatur tingkat kematian berlebih, terutama pada kategori PSI 1 dan 2, sementara pasien PSI 3 dan 4 mungkin membutuhkan pendekatan pengobatan yang lebih agresif untuk menurunkan risiko kematian mereka.

Sumber Asli: ascopost.com

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. Sofía's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *