Penelitian menunjukkan bahwa terapi JAK inhibitor untuk psoriasis dan spondiloartritis tidak meningkatkan risiko CVD, VTE, atau kanker dibandingkan dengan penghambat TNF atau IL-17. Namun, terdapat peningkatan risiko herpes zoster pada kelompok JAKi. Temuan investigasi menunjukkan bahwa JAKi aman digunakan dalam populasi ini tanpa meningkatkan risiko penyakit serius.
Penelitian menunjukkan bahwa terapi penghambat JAK (JAKi) untuk arthritis psoriatik (PsA) dan spondiloartritis (SpA) tidak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (CVD), venous thromboembolism (VTE), dan beberapa kanker jika dibandingkan dengan penghambat TNF (TNFi) atau penghambat IL-17 (IL-17i). Hal ini berbeda dari temuan sebelumnya pada rheumatoid arthritis yang menunjukkan risiko tinggi CVD dan kanker dengan tofacitinib.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Sizheng Steven Zhao, MBChB, PhD, menganalisis data dari lebih dari 100 juta pasien dalam jaringan catatan kesehatan elektronik TriNetX. Mereka mengevaluasi pasien dewasa dengan SpA yang memulai terapi JAKi, TNFi, dan IL-17i, serta risiko CVD, VTE, dan jenis kanker tertentu.
Dari analisis data 2849 pasien dengan SpA yang memulai JAKi dan 32.694 pasien yang memulai TNFi, setelah pencocokan skor propensitas ditemukan bahwa tidak ada peningkatan risiko CVD, VTE, atau kanker pada pasien JAKi. Namun, terdapat peningkatan risiko herpes zoster yang signifikan pada kelompok JAKi.
Perbandingan dengan pasien yang memulai IL-17i juga menunjukkan tidak adanya peningkatan risiko untuk CVD, VTE, atau kanker dalam kelompok JAKi. Temuan ini konsisten selama pengamatan pada tahun ketiga dan kelima.
Sebuah penelitian terpisah mengenai IL-17i, secukinumab, menunjukkan bahwa pemberian IV secukinumab dapat mempercepat perbaikan gejala psA secara signifikan, dengan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan plasebo.
Terapi menggunakan penghambat JAK (JAKi) telah menjadi populer untuk mengobati arthritis psoriatik dan spondiloartritis. Namun, profil keamanan JAKi masih menjadi pertanyaan, terutama dengan bukti awal yang menunjukkan peningkatan risiko CVD dan kanker pada pasien rheumatoid arthritis. Penelitian baru ini mencoba untuk memberikan wawasan lebih lanjut tentang risiko yang terkait dengan terapi JAKi pada pasien SpA dengan membandingkannya terhadap penghambat TNF dan IL-17.
Terapi penghambat JAK tidak menunjukkan peningkatan risiko CVD, VTE, atau kanker pada pasien PsA dan SpA dibandingkan dengan terapi TNFi atau IL-17i. Hasil ini memberikan keyakinan lebih dalam penggunaan JAKi untuk pasien tersebut, meskipun terdapat peningkatan risiko herpes zoster. Keseluruhan, penelitian ini menambah pemahaman tentang keamanan dan efikasi pengobatan JAKi.
Sumber Asli: www.hcplive.com