ATRT adalah kanker otak langka yang menyerang anak-anak di bawah tiga tahun, dengan penyebab genetik. Gejala termasuk perubahan bentuk kepala dan keterlambatan perkembangan. Intervensi termasuk pembedahan, kemoterapi, dan radiasi. Penelitian terus dilakukan untuk menemukan terapi baru, tetapi ada kendala dalam penelitian dan finansial.
Atypical Teratoid Rhabdoid Tumors (ATRT) adalah jenis kanker langka dan agresif yang umumnya berlangsung di otak dan tulang belakang, dengan kurang dari 100 kasus baru setiap tahun di AS. Sebagian besar kasus terjadi pada anak di bawah tiga tahun. John Prensner, M.D., Ph.D., seorang ahli neuro-onkologi pediatrik di University of Michigan, menerima Penghargaan Peneliti Muda 2025 dari CureSearch for Children’s Cancer atas pekerjaan dalam memahami ATRT.
ATRT adalah gangguan genetik, bukan akibat lingkungan atau gaya hidup. Kanker ini terkait dengan mutasi pada gen SMARCB1, yang berperan dalam mencegah kanker. Usia diagnosis paling umum adalah di bawah tiga tahun, dan gejalanya termasuk perubahan bentuk kepala dan keterlambatan perkembangan. Diagnosa biasanya dilakukan dengan MRI atau biopsi jaringan.
Survival rate bagi anak-anak yang menderita ATRT lebih baik pada usia yang lebih tua dan jika penyakit tidak menyebar. Penelitian berfokus pada bagaimana gen berfungsi dalam tumor dan mencari terapi baru. Namun, terdapat tantangan dalam penelitian dan kurangnya pendanaan untuk penyakit langka seperti ATRT. Dukungan dari organisasi advokasi sangat penting bagi penelitian dan pengobatan.
Sumber Asli: www.michiganmedicine.org