Tes Darah Menjanjikan untuk Skrining Kanker Kolorektal

Sebuah tes darah investigasi untuk deteksi dini kanker kolorektal menunjukkan sensitivitas 79,2% dan spesifisitas 91,5%. Tes ini diujicobakan pada 27.010 orang dewasa berisiko rata-rata. Hasilnya menunjukkan bahwa tes berbasis darah dapat menjadi alternatif yang menjanjikan untuk meningkatkan kepatuhan skrining, meskipun ada kebutuhan untuk optimasi lebih lanjut untuk meningkatkan sensitifitas untuk lesi pra kanker.

Sebuah tes darah investigasi untuk deteksi dini kanker kolorektal (CRC) pada orang dewasa berisiko rata-rata berhasil mencapai tujuan utama dari sensitivitas dan spesifik. Penelitian PREEMPT CRC, yang merupakan studi terbesar mengenai tes skrining CRC berbasis darah, menunjukkan hasil yang menjanjikan sesuai pernyataan Aasma Shaukat, MD, MPH dari NYU Grossman School of Medicine.

Tingkat skrining CRC di AS masih rendah, dengan hampir 40% orang dewasa yang memenuhi syarat tidak mengikuti skrining. Mudahnya pengujian berbasis darah dapat meningkatkan kepatuhan pasien, terutama di antara individu yang belum terdeteksi, tambah Shaukat.

Studi ini melibatkan 27.010 peserta dewasa berisiko rata-rata dari usia di atas 45 tahun. Kriteria inklusi mencakup yang tidak memiliki sejarah kanker, adenoma kolorektal, atau penyakit radang usus, serta tidak memiliki riwayat keluarga terkait CRC.

Tes darah diambil sebelum kolonoskopi, dan hasilnya dibandingkan dengan temuan kolonoskopi. Tes ini menunjukkan sensitivitas 79,2% untuk CRC dan spesifisitas 91,5% untuk neoplasia kolorektal lanjut, dengan nilai prediktif negatif 90,8%. Namun, nilai prediktif positif hanya 15,5% dan sensitivitas untuk lesi pra kanker lanjut adalah 12,5%.

Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa saat disesuaikan dengan data sensus AS, sensitivitas untuk CRC meningkat menjadi 81,1% dengan spesifisitas 90,4%. Meskipun hasilnya menjanjikan, kepekaan untuk lesi pra kanker tetap rendah dan perlu dilakukan optimasi di masa depan.

Direktur Pusat Kanker Gastrointestinal di Smilow Cancer Hospital, Pamela Kunz, menyatakan bahwa meskipun ada tes baru ini untuk skrining, penting untuk membandingkannya dengan tes darah Shield CRC yang telah disetujui. Keduanya memiliki hasil yang mirip, tetapi penting untuk melakuan penelitian lebih lanjut.

Studi ini tidak mendapat pendanaan khusus. Shaukat memiliki keterikatan dengan Freenome Holdings dan Iterative Health, sementara Kunz terkait dengan beberapa perusahaan obat. Gralow menyatakan hubungan konsultasi dengan Genentech/Roche.

Kanker kolorektal menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan banyak kematian di seluruh dunia. Deteksi dini melalui skrining berkontribusi besar dalam meningkatkan angka kelangsungan hidup. Namun, meskipun skrining dapat mencegah kanker, banyak orang masih merasa kesulitan untuk mengikuti prosedur yang ada. Tes berbasis darah menawarkan alternatif yang lebih nyaman dan dapat meningkatkan akses dan kepatuhan terhadap skrining. Di AS, banyak orang dewasa berisiko belum menjalani skrining kanker kolorektal karena berbagai alasan, termasuk rasa tidak nyaman dengan kolonoskopi. Inisiatif untuk mengembangan dan mengoptimalkan tes darah dapat menjadi solusi yang signifikan, terutama bagi populasi yang sulit diakses. Penelitian ini melibatkan kolaborasi antara berbagai institusi medis untuk mengevaluasi efisiensi metode baru ini sebagai alat skrining.

Tes darah baru untuk skrining kanker kolorektal menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam hal sensitivitas dan spesifik. Meskipun masih ada perbaikan yang diperlukan, terutama untuk lesi pra kanker, tes ini dapat memberikan alternatif yang lebih nyaman bagi pasien. Penelitian lanjut diharapkan dapat menjawab pertanyaan tentang frekuensi tes dan efektivitas komparatif dengan metode lain, untuk meningkatkan keberhasilan skrining di populasi yang berisiko.

Sumber Asli: www.medscape.com

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *