Kombinasi Keytruda dan Lenvima Tidak Memperpanjang Kelangsungan Hidup pada Kanker Gastroesofagus

Keytruda dari Merck dan Lenvima dari Eisai gagal meningkatkan kelangsungan hidup dalam uji klinis fase III untuk kanker gastroesofagus lanjut, meskipun menunjukkan perbaikan dalam kelangsungan hidup bebas progresi. Hasil ini menunjukkan tantangan dalam penggunaan Keytruda yang semakin mendekati batas efikasinya. Hasil analisis lanjutan akan diumumkan di pertemuan medis mendatang.

Hasil uji klinis fase III terbaru menunjukkan kombinasi Keytruda dari Merck, dengan Lenvima dari Eisai, tidak meningkatkan angka kelangsungan hidup pasien kanker gastroesofagus lanjut. Meskipun ada perbaikan dalam kelangsungan hidup bebas progresi (PFS), hasil ini mencerminkan potensi Keytruda yang semakin terbatas setelah mendapatkan sekitar 50 persetujuan sejak diluncurkan pada tahun 2014.

Keytruda pertama kali disetujui FDA untuk melanoma lanjut pada September 2014. Sejak itu, obat ini mendapatkan banyak persetujuan dan mengubah cara pengobatan kanker, sering kali digunakan dalam terapi kombinasi. Namun, Merck menghadapi tantangan baru, termasuk penghentian uji coba fase III lain dan rekomendasi untuk membatasi penggunaan Keytruda pada beberapa jenis kanker.

Uji klinis terbaru, LEAP-015, menemukan bahwa kombinasi Keytruda dan Lenvima memiliki peningkatan PFS secara signifikan dibandingkan plasebo, tetapi gagal pada titik akhir utama terkait angka kelangsungan hidup total. Meskipun tidak ada data spesifik tentang kelangsungan hidup yang dirilis, hasil ini menunjukkan tantangan dalam mengatasi heterogenitas dan prognosis buruk dari kanker gastroesofagus.

Merck dan Eisai akan melakukan analisis menyeluruh atas data dan hasilnya akan dipresentasikan dalam pertemuan medis mendatang. Kombinasi Keytruda dan Lenvima sudah disetujui untuk beberapa jenis kanker lain, dan kedua perusahaan terus mengeksplorasi penggunaan kombinasi ini dalam kanker hati dan esofagus dalam program klinis yang lebih luas.

Keytruda (pembrolizumab) adalah inhibitor PD-1 yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker, termasuk melanoma dan kanker paru-paru. Meskipun telah banyak disetujui, keberhasilannya dalam beberapa uji klinis terbaru mengalami penurunan, yang menunjukkan bahwa pengobatan ini mungkin mendekati batas efektivitasnya. Lenvima (lenvatinib) adalah penghambat tirosin kinase yang digunakan untuk mengobati kanker, sering kali digunakan bersamaan dengan Keytruda dalam pengobatan kombinasi.

Hasil uji klinis fase III menunjukkan bahwa walaupun Keytruda dan Lenvima meningkatkan PFS, mereka tidak memperpanjang kelangsungan hidup total pada pasien dengan kanker gastroesofagus yang lanjut. Merck dan Eisai menghadapi tantangan nyata dalam pengobatan kanker ini, dan analisis lebih lanjut akan dibagikan dalam pertemuan medis mendatang.

Sumber Asli: www.biospace.com

Clara Wang

Clara Wang is a distinguished writer and cultural commentator who specializes in societal issues affecting marginalized communities. After receiving her degree from Stanford University, Clara joined the editorial team at a prominent news outlet where she has been instrumental in launching campaigns that promote diversity and inclusion in journalism.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *