Tes darah baru dapat mengurangi biopsi prostat yang tidak perlu dan mendeteksi kanker prostat dengan sensitivitas setara dengan tes PSA. Penelitian melibatkan lebih dari 2.100 pasien dari berbagai ras. Tes Stockholm3 berhasil mengurangi biopsi sebesar 45% dan memiliki spesifisitas lebih tinggi dibanding PSA, menjadikannya penting untuk deteksi kanker prostat yang lebih efisien.
Sebuah tes darah terbaru dapat mengurangi jumlah biopsi prostat yang tidak perlu dan mendeteksi kanker prostat dengan sensitivitas yang setara dengan pemeriksaan standar, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian multi-pusat yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Oncology. Adam B. Murphy, MD, satu dari penulis utama dan investigator utama, meneliti dampak tes Stockholm3, yang bertujuan untuk meningkatkan deteksi kanker prostat di kalangan pasien dari berbagai ras dan etnis di AS.
Kanker prostat adalah penyebab kematian kedua terbesar pada pria di AS, dengan satu dari delapan pria didiagnosis seumur hidup. Risiko prostat biasanya ditentukan melalui pemeriksaan digital rektal dan skrining biomarker seperti prostate-specific antigen (PSA), diikuti dengan biopsi prostat. Penelitian ini melibatkan lebih dari 2.100 pasien dari 17 lokasi klinis, dengan fokus pada keragaman rasial dan etnis untuk analisis yang lebih mendalam.
Tes Stockholm3 mengumpulkan sampel pasien untuk mengukur risiko kanker prostat berdasarkan biomarker protein dan genetik, yang mampu mengurangi biopsi prostat yang tidak perlu sebesar 45% secara keseluruhan dan hingga 52% di antara subkelompok rasial. Penelitian menemukan bahwa tes ini memiliki sensitivitas yang mirip dengan tes PSA tetapi dengan spesifisitas hampir tiga kali lebih tinggi, terutama pada pria kulit hitam yang memiliki ambang batas deteksi lebih rendah.
Penelitian ini memberikan model baru dalam validasi biomarker kanker prostat di AS, mencerminkan keragaman populasi. Murphy menekankan pentingnya penerapan analisis subkelompok yang memadai dalam penelitian untuk memastikan keamanan dan keakuratan tes sebelum di pasarkan. Penelitian ini didukung oleh beberapa lembaga penelitian, dan menyoroti pentingnya penelitian berbasis bukti dalam pengembangan pengujian kanker.
Kanker prostat merupakan masalah kesehatan yang signifikan, terutama di AS, di mana angka kejadian dan kematian cukup tinggi. Proses deteksi awal umumnya melibatkan beberapa bentuk pemeriksaan fisik dan tes biomarker, seperti PSA, yang dapat menyebabkan biopsi berlebihan. Penelitian terbaru bertujuan menawarkan alternatif yang lebih efisien dan tidak invasif melalui tes darah baru, Stockholm3, yang dapat membantu dalam meminimalkan prosedur biopsi yang tidak perlu dan lebih akurat dalam deteksi kanker prostat di berbagai kelompok etnis.
Penelitian menunjukkan bahwa tes darah baru mampu mengurangi kebutuhan untuk biopsi prostat yang tidak perlu dan mendeteksi kanker prostat dengan keakuratan yang mengesankan. Penemuan ini sangat signifikan bagi pria, terutama pria kulit hitam yang berisiko lebih tinggi. Hal ini menyoroti urgensi dalam pengembangan dan validasi tes yang dapat diterapkan secara luas sambil memperhatikan keragaman populasi di AS.
Sumber Asli: news.feinberg.northwestern.edu