Obat Penurun Berat Badan dan Hubungannya dengan Kanker

Obat penurun berat badan seperti semaglutide menunjukkan potensi dalam menurunkan risiko kanker berhubungan obesitas, namun dapat menyebabkan efek samping. Penggunaan obat harus disertai pengawasan kesehatan dan perubahan gaya hidup. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan hubungan antara obat ini dan pencegahan kanker.

Obat penurun berat badan baru, seperti semaglutide, telah disetujui di AS dan kini menarik perhatian pasien kanker dan profesional kesehatan terkait potensi mereka dalam mencegah kanker. Obesitas mengarah pada berbagai jenis kanker. Penurunan berat badan tidak hanya dapat mengurangi risiko kekambuhan kanker tetapi juga diabetes dan penyakit kardiovaskular. Namun, penggunaan semaglutide harus dipertimbangkan dengan seksama karena efek samping yang mungkin terjadi dan biaya yang tinggi.

Semaglutide adalah obat sintetis yang meniru hormon GLP-1. Sebagai agonis reseptor GLP-1, obat ini meningkatkan produksi insulin, menurunkan kadar gula darah, dan menekan rasa lapar. Saat ini, ada beberapa varian yang disetujui FDA untuk diabetes dan manajemen berat badan, termasuk Rybelsus dan Wegovy.

Meskipun ada anggapan bahwa obat ini berasal dari racun kadal, sebenarnya racun kadal Gila hanya memberi inspirasi pada sintesis hormon semaglutide. Meski ada hubungan antara semaglutide dan kanker tiroid, studi pada manusia tidak menunjukkan hubungan yang kuat. Namun, penurunan berat badan dapat dikaitkan dengan pengurangan risiko kanker, dan beberapa penelitian awal menunjukkan potensi perlindungan semaglutide terhadap kanker kolorektal.

Kesehatan sistem imun juga dapat membaik dengan semaglutide, berpotensi meningkatkan kemampuan sel alami dalam mengatasi sel kanker. Pasien kanker, seperti Vicki Webb Pouncey, melaporkan penurunan berat badan dan perbaikan kesehatan secara keseluruhan, meskipun efek samping gastrointestinal yang signifikan menjadi tantangan bagi mereka.

Efek samping yang umum termasuk mual, diare, dan nyeri perut. Selain itu, ada risiko kekurangan gizi jika asupan makanan kurang karena efek samping tersebut. Diskusi tentang kombinasi perubahan perilaku dan diet rendah kalori sangat penting, karena penggunaan obat-obatan ini tanpa perubahan gaya hidup dapat menyebabkan kenaikan berat badan setelah berhenti menggunakannya.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah obat penurun berat badan baru telah disetujui di AS, memicu diskusi tentang efektivitas dan risiko mereka, terutama bagi pasien kanker. Beberapa obat ini, seperti semaglutide, mungkin dapat membantu mengurangi risiko berbagai jenis kanker yang berkaitan dengan obesitas.

Obat penurun berat badan baru menawarkan manfaat dalam penurunan berat badan yang berpotensi mengurangi risiko kanker, meskipun ada efek samping yang harus dipertimbangkan. Penggunaan obat ini harus disertai pemantauan ketat dan perubahan gaya hidup. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya dampak jangka panjangnya pada pasien kanker.

Sumber Asli: www.fredhutch.org

Nina Sharma

Nina Sharma is a rising star in the world of journalism, celebrated for her engaging storytelling and deep dives into contemporary cultural phenomena. With a background in multimedia journalism, Nina has spent 7 years working across platforms, from podcasts to online articles. Her dynamic writing and ability to draw out rich human experiences have earned her features in several respected publications, captivating a diverse audience.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *