FDA menyetujui sotorasib dengan panitumumab untuk kanker kolorektal yang memiliki mutasi KRAS G12C, dan akalabrutinib untuk limfoma sel mantel pada pasien yang tidak akan menjalani transplantasi. Kedua terapi menunjukkan peningkatan dalam PFS dibandingkan pengobatan standar.
FDA mengesahkan dua terapi baru untuk kanker kolorektal dan limfoma sel mantel pada tanggal 16 Januari. Regimen pertama adalah kombinasi sotorasib (Lumakras) dan panitumumab (Vectibix) untuk pasien kanker kolorektal dengan mutasi KRAS G12C yang telah menjalani kemoterapi sebelumnya. Regimen ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam Progression-Free Survival (PFS) dibandingkan dengan perawatan standar.
Studi CodeBreaK 300 melibatkan 160 pasien yang menerima sotorasib dosis 960 mg ditambah panitumumab, menunjukkan median PFS 5,6 bulan. Selain itu, FDA juga meninjau akalabrutinib (Calquence) dikombinasikan dengan bendamustine dan rituximab untuk limfoma sel mantel pada pasien yang tidak memenuhi syarat untuk transplantasi sel punca. Hasil dari ECHO trial menunjukkan median PFS 66,4 bulan di kelompok akalabrutinib dibandingkan 49,6 bulan di kelompok kontrol.
Meskipun akalabrutinib menunjukkan manfaat signifikan, terdapat laporan efek samping serius seperti pneumonia dan COVID-19. Sebelumnya, akalabrutinib juga diberikan persetujuan sementara untuk kanker limfoma sel mantel yang telah diobati. Selain itu, FDA mengesahkan Kit PCR KRAS RGQ dari QIAGEN sebagai alat diagnostik untuk menemukan mutasi KRAS pada pasien kanker kolorektal.
Kanker kolorektal dan limfoma sel mantel adalah dua jenis kanker yang berkembang pesat, memerlukan terapi yang efektif. FDA memiliki peran penting dalam menyetujui obat-obatan baru yang dapat memberikan harapan bagi pasien yang tidak merespons terapi yang ada. Studi klinis, seperti CodeBreaK 300 dan ECHO, digunakan untuk mengevaluasi keamanan dan efikasi obat sebelum persetujuan.
FDA baru-baru ini menyetujui sotorasib dan panitumumab untuk kanker kolorektal serta akalabrutinib untuk limfoma sel mantel. Kedua terapi menunjukkan peningkatan dalam hasil pengobatan dibandingkan standar perawatan sebelumnya. Meskipun ada risiko efek samping, persetujuan ini memberikan alternatif baru untuk pengobatan kanker yang lebih efektif.
Sumber Asli: www.healio.com