Hari Kanker Sedunia: Urgensi Kerja Sama dalam Pengendalian Kanker

Hari Kanker Sedunia diperingati pada 4 Februari, menyoroti tema “Bersatu dalam Keunikan”. WHO mencatat 2,4 juta kasus kanker baru di Asia Tenggara pada 2022. Enam negara memiliki rencana nasional, tetapi tantangan tetap ada dalam pengendalian kanker. WHO meluncurkan strategi baru untuk pencegahan dan manajemen kanker 2024-2030, berfokus pada kolaborasi dan pendekatan berbasis masyarakat.

Setiap tahun, 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia. Tahun ini menandai dua puluh lima tahun ditandatanganinya Piagam Paris Melawan Kanker. Tema Hari Kanker Sedunia tahun ini adalah “Bersatu dalam Keunikan”, menekankan komitmen kolektif melawan kanker. WHO mengakui pengalaman unik setiap pasien dan pentingnya perawatan yang berpusat pada individu oleh penyedia layanan kesehatan, keluarga, dan komunitas.

Wilayah Asia Tenggara yang berada di bawah WHO mencatat 2,4 juta kasus kanker baru pada tahun 2022, termasuk 56.000 anak, dan 1,5 juta kematian. Wilayah ini memiliki jumlah tertinggi untuk kanker bibir dan rongga mulut, serviks rahim, serta kanker anak. Diperkirakan hingga tahun 2050, akan ada peningkatan 85% dalam kasus baru dan kematian akibat kanker di wilayah ini.

Beberapa negara di wilayah ini telah membuat kemajuan signifikan dalam pengendalian kanker. Enam negara memiliki rencana nasional untuk pengendalian kanker, dan dua negara memasukkan kanker dalam rencana NCD nasional. Bhutan, melalui proyek Health Flagship, berhasil melakukan skrining lebih dari 90% populasi untuk kanker lambung, serviks, dan payudara. Thailand mengadopsi pendekatan cakupan kesehatan universal untuk manajemen kanker melalui program Cancer Anywhere.

Meski ada kemajuan, tantangan tetap ada. Respons terhadap pengendalian kanker tidak seragam antar negara. Rencana pengendalian kanker sering tidak sesuai dengan praktik terbaik, mengakibatkan penerapannya kurang efektif. Hanya enam negara yang memasukkan layanan kanker dalam paket manfaat kesehatan, dan skrining kanker serviks masih di bawah 50% di tujuh negara, jauh dari target 70% untuk eliminasi kanker serviks.

Untuk mengatasi tantangan ini, WHO telah bekerja sama dengan negara anggota untuk menciptakan Strategi Regional WHO Asia Tenggara untuk pencegahan dan manajemen kanker yang komprehensif 2024-2030. Strategi ini menekankan pendekatan yang berpusat pada masyarakat dan individu. WHO akan melanjutkan kolaborasi untuk mengurangi kesenjangan dalam perawatan, bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta untuk menangani meningkatnya beban kanker.

Hari Kanker Sedunia meningkatkan kesadaran global tentang kanker, memperingati penandatanganan Piagam Paris Melawan Kanker. Fokusnya adalah pada pengakuan pengalaman pasien serta pentingnya perawatan yang berorientasi pada individu. Dalam konteks Asia Tenggara, kanker merupakan masalah serius dengan pertumbuhan kasus yang signifikan, sehingga perlunya upaya terpadu untuk mengendalikan dan menangani kanker secara efektif.

Hari Kanker Sedunia menyoroti pentingnya kolaborasi dalam pengendalian kanker. Meskipun ada kemajuan, tantangan tetap ada, mengharuskan adanya penerapan strategi berbasis bukti dan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat. Dengan pendekatan yang bersatu, penanganan kanker bisa lebih efektif.

Sumber Asli: www.who.int

Sofia Garcia

Sofia Garcia is a renowned journalist recognized for her insightful commentaries on social issues and community dynamics. Over her 10-year career, she has worked in various capacities, including reporter, editor, and columnist, across prestigious media outlets. Sofía's passion for storytelling drives her to seek out and report on the narratives that connect individuals to broader societal themes, making her work deeply impactful and relevant.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *